Halo sobat Nextgener’s. Udah makan apa belum nih? Kalau belum jangan lupa makan yah. Walaupun ga diingetin ayang, tapi mimin nextgen bakal selalu ingetin kamu kok. Oh iya, sehabis makan pastikan kamu buang sisa makanannya di tempat yang benar yah. Tapi kamu tau gak, kalau sisa makanan itu bisa diolah kembali loh. Menjadi makanan yang sehat tanpa mengurangi kadar nutrisinya. Kali ini, Swandewi mahasiswa DBT (Digital Business Technology) akan berbagi pengalamannya dalam mengikuti kegiatan yang membahas tentang Food Waste to Finish. Tertarik ingin dengerin ceritanya? Simak baik-baik yah…
Summer School, Food Waste To Finish
Summer School merupakan bagian kegiatan dari acara Food Waste To Finish. Tidak hanya itu, ada juga kegiatan selain summer school yakni Student Conference. Lalu, apa sih Summer School itu? Summer School adalah sekolah atau course musim panas yang diberikan kepada para mahasiswa dengan topik mengenai food waste.
Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antar delapan universitas yang terdiri dari lima universitas asal Indonesia yaitu Universitas Prasetiya Mulya, Binus University, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Pembangunan Jaya, dan Machung University serta tiga universitas asal Eropa yakni Tampere University asal Finlandia, Hotelschool the Hague asal Belanda, dan Ghent University asal Belgia. Kerennya lagi, kegiatan ini didanai oleh Erasmus dan Uni Eropa dan berlangsung mulai dari tgl 14 Agustus 2022 hingga 27 Agustus 2022.
Banyak hal yang telah dilakukan oleh Swandewi dan rekan-rakan yang lainnya selama kegiatan ini. Mulai dari pengenalan kembali tentang food waste dan food loss, praktek langsung ke lapangan, observasi yang dilakukan oleh semua siswa pada masing-masing kelompok, pemberian materi oleh narasumber-narasumber yang bergerak di bidang food waste, design thinking, proses dari awal emphasize hingga testing prototype. Jadi setiap kelompok menampilkan solusi yang telah mereka buat ketika acara exhibition.
“Selain sekedar membuat solusi dan prototype, kami juga ada kegiatan lainnya seperti membuat masakan dari bahan-bahan food waste yang sebenarnya masih bisa dimakan bahkan memiliki kandungan nutrisi. Kami juga harus membuat video dokumentasi dan proses kami hingga akhirnya menghasilkan solusi yang kami presentasikan” Ujar Swandewi setelah mengikuti serangkaian proses tersebut.
Selain itu, prestasi yang membagakan juga diraih oleh Swandewi dkk. Dimana mereka berhasil menjadi kelompok dengan solusi terbaik di kegiatan Summer School tersebut. Wah keren banget kan sobat. Ternyata, menjadi mahasiswa DBT itu tidak hanya duduk di depan komputer saja loh. Namun, mereka juga dapat meningkatkan kemampuan di bidang lainnya, seperti Swandewi ini. Masih penasaran dengan cerita STEMIAN Prasmul? Stay tuned terus agar kamu tidak ketinggalan keseruan dari anak-anak STEM Prasmul. See u…