Siapa yang tidak kenal dengan salah satu teknologi yang menjadi tren sekarang ini yaitu virtual reality atau disingkat menjadi VR. Virutal reality adalah sebuah teknologi yang membuat pengguna atau user dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang disimulasikan oleh komputer, sehingga pengguna merasa berada di dalam lingkungan tersebut. Di dalam bahasa Indonesia. Virtual reality dikenal dengan istilah realitas maya.
kelebihan utama dari virtual reality yaitu pengalaman yang membuat user merasakan sensasi dunia nyata dalam dunia maya. Bahkan perkembangan VR saat ini memungkinkan tidak hanya indra penglihatan dan pendengaran saja yang bisa merasakan sensai nyata dari dunia maya dari virtual reality, namun juga indra yang lainnya.
Virtual Reality terdiri dari beberapa perangkat dan elemen yang harus digunakan untuk menikmati teknologi ini, hal yang palinf utama adalah sebuah headset (yang dipasangkan smart phone yang mendukung VR) untuk dapat merasakan sensasi Virtual Reality. Ada empat elemen penting dalam VR yaitu:
- Virtual World adalah sebuah konten yang menciptakan dunia virtual alam bentuk screenplay maupun script.
- Immersion, sebuah sensai yang membawa pengguna teknologi Virtual Reality merasakan ada di sebuah lingkungan nyata yang padahal fiktif. Immersion sendiri dibagi dalam tiga jenis:
- Mental Immersion, membuat mental pengguna merasa seperti berada di dalam lingkungan nyata.
- Physical Immersion, membuat fisik penggunanya merasakan susasana di sektiar lingkungan yang diciptakan oleh Virtual Reality tersebut.
- Mentally Immersed, memberikan sensai kepada penggunanya untuk larut dalam lingkungan yang dihasilkan Virtual Reality.
- Sensory Feedback, berfungsi untuk menyampaikan informasi dari virtual world ke indera penggunanya. Elemen ini mencakup visual (penglihatan), audio(pendengaran) dan sentuhan.
- Interractivity yang bertugas untuk merespon aksi dari pengguna, sehingga pengguna dapat berinteraksi langsung dalam medan fiktif atau Virtual World.
Satu penelitian yang dilakukan oleh McMillan dan Downes (1998) mengidentifikasi bahwa ada enam dimensi interaktivitas, yaitu: persuasi – menginformasikan, kontrol lemah – kontrol tinggi, aktivitas rendah – aktivitas tinggi, satu arah – dua arah, waktu tertentu – waktu fleksibel, kesadaran rendah terhadap tempat – kesadaran tinggi terhadap tempat.
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai teknologi VR di masa sekarang, ada baiknya menengok kebelakang mengenai sejarah VR, ternyata VR juga memiliki sejarah yang sangat panjang. Apakah kalian tahu sejarah dari virtual reality? Jika tidak dan kalian ingin mengetahui lebih dalam mengenai virtual reality dapat menyimak artikel ini. Masih ingat mengenai sensorama dalam gallery 2 di Intuitive Software – Driven Business Collaboration with Smart Interaction – Driven Business, kali ini kita akan memulai kembali dari sensorama. Sejarah awal dari VR ini bermula dari sensorama.
Pada tahun 1957, Seorang laki-laki yang dikenal dengan nama Morton Helig mulai membangun sebuah mesin bernama Sensorama, mesin ini memberikan pengalaman sinematis pada seluruh indra pengguna, Mesin ini berbentuk seperti mesin arkade tahun 80an, Mesin ini dapat menyemburkan angin pada pengguna, menggetarkan kursi yang anda duduki, memainkan suara dan memproyeksikan lingkungan di depan dan sisi kepala pengguna dalam sebuah bentuk stereoscopic 3D. Mesin ini sangat mengesankan dengan demo film perjalanan disekitar Brooklyn, New York tetapi mesin ini tidak di jual secara komersial dan sangat mahal membuat film tersebut untuk kalangan luas karena mengharuskan Kameramen membawa tiga kamera sekaligus, walaupun mesin ini lebih terlihat sebagai Virtual Reality.
Di tahun 1961 barulah VR yang bisa mendeteksi gerakan diciptakan oleh dua teknisi dari Philco Corporation.
Pada tahun 1968 telah diciptakan sebuah perangkat HMD (Head-Mounted Display)oleh seorang ilmuwan komputer bernama Ivan Sutherland lulusan dari MIT (Massachusetts Institute of Technology) yang juga menjabat sebagai associate Professor of Electrical Engineering di Harvard University bersama dengan muridnya Bob Sproull ,mengembangkan HMD (Head-Mounted Display) pertama yang ditampilkan pada tahun 1968. HMD merupakan salah satu perangkat yang paling penting dalam AR maupun VR, Sistem dari HMD tersebut menggunakan pencitraan hasil komputer untuk menampilkan gambar wireframe yang sederhana. Alat tersebut bernama The Sword of Democles. Walaupun alat tersebut berat karena terdapat binocular display dan head tracking.
Sejarah VR juga tidak lepas dari Data Glove. Pada tahun 1982 Thomas G. Zimmerman mengajukan hak paten pada sensor flex optik yang dipasang pada sarung tangan untuk mengukur jari menekuk.
Zimmerman bekerja dengan Jaron Lanier untuk memasukkan ultrasonik dan magnetik posisi tangan teknologi pelacakan untuk menciptakan Power Glove dan Data Glove. Flex Sensor optik yang digunakan dalam Data Sarung Tangan diciptakan oleh Young L. Harvill yang menggaruk serat di dekat sendi jari untuk membuatnya sensitif terhadap pembengkokan secara lokal. Kendati telah tercipta, nama Virtual Reality lahir pada tahun 1987 ketika Jaron Lanier, penemu visual programming lab (VPL) membuatnya. Lanier kemudian menciptakan banyak range Virtual Reality termasuk Dataglove, EyePhone, dan menjual Virtual Reality gogles serta gloves secara komersial
Saat VR masih berada pada level “dasar”, salah satu komponen dasarnya komputer grafik 3D sudah banyak digunakan secara komersial. pada tahun 1990, eksplorasi lingkungan buatan virtual telah ditampilkan secara rutin di NASA Ames dan tempat lain.
Sega menjadi perusahaan yang mengumumkan kacamata prototipe VR pertama pada ajang CES (Consumer Electronics Show) tahun 1993. Sayangnya, mereka tidak berhasil menyelesaikan masalah teknis yang dihadapinya untuk memberikan pengalaman baru pada gamers.
Secara garis besar perkembangan dan sejarah dari Virtual Reality dapat dilihat pada gambar berikut:
Awal tahun 2011 merupakan awal tahun di mana VR mulai berkembang lagi dimulai dari Valve yang mengembangkan perangkat Virtual Reality. Di tahun 2012 Oculus meluncurkan Rift DK1 yang merupakan prototype pertama yang dihadirkan oleh Oculus setelah mereka meluncurkan kampanya di kickstarter pada tahun 2012. Tujuan utama dari kampanye dari Oculus ini adlaah mengajak para developer untuk menjajal karya game buatan mereka di platform Virtual Reality, berkat Oculus kehadiran Virtual Reality kembali melejit.
Perkembangannya yang kian menarik dan popoularitas nya akan semakin membesar karena melibatkan perusahaan raksasa teknologi dunia, yaitu Google dan Facebook. Facebook telah mengakuisisi Oculus seharga $2 miliar pada tahun 2014.
Facebook memang tidak main-main ketika mengkuisisi Oculus. CEO Mark Zuckerberg, tahu betul bahwa VR memiliki potensi besar dan akan lebih baik jika Facebook bergerak lebih dulu dengan cara mengakuisisi Oculus. Hingga saat ini, Zuckerberg terus berusaha memanfaatkan teknologi VR semaksimal mungkin. Ia bahkan berusaha menggabungkan teknologi VR dengan berbagai platform media sosialnya. Baru-baru ini, Zuckerberg memamerkan fitur yang memungkinkan pengguna Oculus Rift saling berinteraksi. Dalam demonstrasinya, Zuckerberg berinteraksi dengan dua pegawai Facebook lainnya dalam sebuah lingkungan VR. Jika dilihat melalui kacamata VR Rift, ketiganya memang hanya tampak dalam bentuk sebuah avatar kartun. Namun menariknya, avatar tersebut memiliki bentuk wajah dan postur tubuh yang sangat mirip dengan aslinya. Ini membuktikan VR juga bisa digunakan di kehidupan sosial sebagai sarana baru untuk saling berinteraksi. Jika Facebook bergerak bersama dengan Oculus, maka HTC bergerak bersama Valve untuk merilis Vive.
Tahun 2016 merupakan kelahiran untuk perangkat modern VR, kenapa disebut sebagai tahun kelahiran? Baik HTC Vive maupun Oculus Rift sama-sama dirilis pada tahun 2016, tepatnya tanggal 5 April 2016 untuk Vive dan 28 Maret 2016 untuk Rift.
Pasar VR cukup terselamatkan tahun ini karena kehadiran Plasystation VR yang baru saja dirilis bulan September lalu. Walau tak semewah Vive dan Rift, perangkat VR untuk konsol PlayStation 4 ini sudah sangat mumpuni bagi mereka yang ingin merasakan teknologi VR. Konten yang ditawarkan pun juga cukup bervariasi, bahkan pada saat perilisannya, PlayStation VR telah memiliki lebih dari 60 konten tersedia dan bisa langsung dinikmati penggunanya. Konten tersebut termasuk game dari berbagai developer ternama, seperti Ubisoft dan Capcom. Sleian itu, PlayStation VR juga sangat murah.
VR yang berkembang semakin pesat sekarang ini banyak diaplikasikan melalui berbagai bidang tidak hanya untuk game seperti dalam bidang pariwisata, VR secara teori bisa mensimulasikan diri penggunanya berkunjung ke berbagai negara yang ada atau dimanfaatkan untuk menyajikan gambaran dari berbagai tempat wisata, VR juga dapat digunakan untuk proses pembelajaran (seperti belajar memasak, latihan olahraga)
Sudah dipastikan VR akan menjadi salah satu teknologi yang akan terus berkembang. Kalian pasti bisa membayangkan dengan Virtual Reality kita dapat menembus batasan ruang dan waktu, karena kita melalui VR merasakan pengalaman di ruang lain.
Jika dilihat Virtual Reality memiliki sebuah ruang virtual yang tanpa batas, apakah akan ada sebuah jagad buatan dari Virtual Reality itu?
Nantikan episode selanjutnya yang akan membahas mendalam mengenai Metaverse.
Sumber Referensi:
https://www.codepolitan.com/virtual-reality-dan-perkembangannya
https://techno.okezone.com/read/2016/03/02/57/1326124/virtual-reality-dari-masa-ke-masa-2-selesai
https://www.nasa.gov/ames/spinoff/new_continent_of_ideas/
https://www.researchgate.net/publication/274312287_Kajian_Virtual_Reality
https://teknologi.metrotvnews.com/read/2016/12/05/623630/melihat-perkembangan-virtual-reality-augmented-reality-
https://www.inigame.id/sejarah-oculus-rift-dari-waktu-ke-waktu/
Sumber Gambar:
https://www.codepolitan.com
https://www.google.com
[…] Gallery 3 → Virtual Reality di Masa Depan […]
Sekilas teknologi VR mirip seperti di film assassin’s creed, bedanya masih belum bisa melihat kembali kepada kehidupan di masa lampau.
Benar sekali Rufus, tapi mungkin saja di tahun-tahun kedepannya Virtual Reality akan memiliki kemampuan seperti itu 😀
[…] merupakan sebuah film yang disutradarai oleh Steven Speilberg, film ini bertema dengan teknologi Virtual Reality di mana berlatar belakang di tahun 2045. Film tersebut menceritakan sebuah pembuat game Virtual […]