Turbin Angin Tanpa Blade, Inovasi Energi Terbarukan Ramah Burung dan Margasatwa

1
1044

Tangerang, Nextgen — Energi terbarukan merupakan sumber energi idaman. Pasalnya energi ini terbukti mampu meminimalisir emisi karbon yang ada di bumi. Tak heran, berbagai negara di dunia berkomitmen untuk mengembangkan teknologi di bidang ini.

Terkesan sebagai sumber energi yang sangat ideal, benarkah energi terbarukan tidak memiliki kekurangan? Tentunya energi terbarukan juga punya kekurangan. Produksi energi yang relatif tidak stabil dan nilai investasi yang masih relatif tinggi merupakan isu utama dari teknologi ini.

Salah satu teknologi energi terbarukan yang marak dikembangkan adalah turbin angin. Teknologi ini memanfaatkan interaksi antara aliran udara dan blade (baling-baling ) untuk menghasilkan energi mekanik berupa putaran. Putaran ini nantinya akan dikonversi menjadi listrik oleh generator.

Siapa sangka, putaran blade dari turbin angin merupakan ancaman bagi burung dan margasatwa

Turbin angin konvensional : Courtesy of cnbcnews.com

Putaran turbin angin yang agresif dapat menyebabkan cedera atau bahkan kematian pada burung dan margasatwa. Di amerika serikat tercatat sekitar 573 ribu burung mati setiap tahun akibat putaran turbin angin. Guna meminimalisir dampak ini, startup asal Spanyol mengembangkan teknologi turbin angin tanpa blade. Yuk simak lebih lanjut!

Tentang Vortex Bladeless dan cara kerja turbin angin tanpa blade

Start-up asal spanyol ini bernama Vortex Bladeless. Vortex Bladeless mengembangkan teknologi yang secara umum dikenal sebagai turbin angin tanpa blade. Pada prinsipnya teknologi ini bukan turbin seperti umumnya, karena tidak ada komponen yang berputar. Namun, Teknologi ini juga memanfaatkan aliran udara untuk menghasilkan listrik.

Turbin angin tanpa blade sekilas terlihat seperti batang yang dipasang vertikal. Lalu bagaimana teknologi ini bisa menghasilkan listrik? Teknologi ini memanfaatkan peristiwa vortex induced vibration untuk menghasilkan listrik. Tenang, jangan panik dengan istilah tadi, disini kita akan bahas dengan bahasa yang sederhana.

Vortex induced vibration adalah proses bergetarnya suatu benda akibat pusaran udara. Ketika aliran udara menabrak suatu benda padat maka akan tercipta pusaran udara disekitar benda tersebut. Pusaran udara ini kemudian memberikan gaya pada benda yang ditabraknya. Gaya ini lah yang membuat turbin angin tanpa blade bisa bergetar.

Tapi masa iya sih diterpa angin doang bisa bergetar?

Nah, turbin angin tanpa blade terbuat dari material khusus dan didesain agar bersifat elastis. Setiap benda elastis memiliki karakteristik yang disebut frekuensi natural. Ketika gaya yang dihasilkan pusaran udara (vortex) memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi natural benda maka benda tersebut akan bergetar. Itulah yang terjadi pada turbin angin tanpa blade.

Getaran yang dihasilkan dari fenomena vortex induced vibration akan dikonversi menjadi listrik. Metode konversi yang digunakan pada turbin angin tanpa blade mirip dengan turbin angin konvensional. Energi kinetik yang ada pada getaran turbin akan dihubungkan ke generator. Selanjutnya generator akan mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.

Teknologi turbin angin tanpa blade terinspirasi dari fenomena Jembatan Tacoma

Tacoma bridge collapse : Courtesy of tenor.com

Turbin angin tanpa blade merupakan ide dari salah satu personil Vortex Bladeless yaitu David Yanez. Beliau mendapat ide untuk membuat teknologi ini setelah mengamati peristiwa yang terjadi pada Jembatan Tacoma.

Saat itu, Jembatan Tacoma diterpa angin yang ternyata frekuensinya sama dengan frekuensi natural Jembatan Tacoma. Akibatnya, Jembatan Tacoma berosilasi dan kemudian ambruk. Pada disiplin ilmu yang berhubungan dengan kekuatan struktur tentu peristiwa ini tidak diinginkan. Namun, bagi Yanez hal ini merupakan peluang baru untuk energi terbarukan.

Turbin angin tanpa blade masih terus digembangkan. Saat ini, untuk menghasilkan listrik sebesar 1 Megawatt (MW) butuh ketinggian mencapai 140 meter. Vortex Bladeless terus mencari cara agar teknologi ini lebih efisien supaya bisa segera dikomersilkan.

Nah menarik banget kan? Kalau kamu tertarik menjadi inovator di bidang energi terbarukan, kuliah di prodi Renewable Energy Engineering (REE) STEM Prasmul merupakan pilihan yang tepat untuk kamu. Di sana kamu akan didik oleh dosen yang berpengalam di bidang energi terbarukan.

Jangan lupa share info menarik ini ke orang-orang terdekatmu supaya mereka gak ketinggalan info menarik ini. See ya!

1 COMMENT