Penulis : Matthew Valentino Tambunan
Asal Sekolah : SMA Santo Leo 2
Kata telemedisin yang diserap dari telemedicine dalam bahasa Inggris semakin populer di masa pandemi Covid-19. Richard Wootton dari NIH (National Institute of Health) mendefinisikannya sebagai sebuah hipernim yang meliputi setiap aktivitas kesehatan yang melibatkan elemen jarak. Teknologi ini sebenarnya sudah mulai diperbincangkan sejak 1960-an dan kembali populer sebagai layanan konsultasi kesehatan virtual.
Masa pandemi Covid-19 menimbulkan keraguan untuk datang ke rumah sakit dan berkonsultasi langsung dengan dokter. Hal tersebut karena rasa cemas dengan penyebaran SARS-Cov-2 di lingkungan luar dan pembatasan mobilitas. Kelompok rentan – seperti penderita penyakit kronis, ibu hamil dan menyusui, serta pasien Covid-19 – menjadi korban dari permasalahan ini. Telemedisin menjadi solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Kerja telemedisin dapat digambarkan sebagai penghubung komunikasi antartingkat piramida layanan kesehatan (dari tingkat terbawah ke teratas: layanan pribadi, layanan komunitas, layanan primer, rumah sakit umum, rumah sakit pusat). Karena itu, telemedisin melingkupi telerawat (telenursing), rujukan elektronik untuk spesialis dan rumah sakit, telekonsultasi antara praktisi umum dan spesialis, telemedisin untuk cedera minor, dan pusat panggilan dan layanan daring.
Telemedisin yang dikenal masyarakat sekarang adalah layanan konsultasi kesehatan virtual. Teknologi yang digunakan untuk telemedisin ini mengambil model dari platfrom piranti lunak virtual, seperti Microsoft Teams, Zoom, dan Google Hangouts. Adopsi ini dapat mengurangi waktu diagnosis dan mobilitas pasien serta memfasilitasi penanganan pandemi untuk pasien dan praktisi umum. Selain itu, penelitian oleh Bree E. Holtz dari Universitas Negeri Michigan menunjukkan bahwa telemedisin dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat, khususnya di Amerika Serikat. Telemedisin menjadi teknologi maju untuk kemudahan aktivitas kesehatan bagi masyarakat.
Telemedisin sebagai layanan konsultasi kesehatan virtual biasanya berupa aplikasi, antara lain Halodoc dan Alodokter. Pasien harus mengunduh dan membuka aplikasi telemedisin, lalu masuk (log in) atau daftar (sign up) sebagai pengguna. Selanjutnya, pengguna dapat membuat perjanjian temu dengan dokter dengan memilih dokter, jadwal temu, dan menyelesaikan pembayaran. Kemudian, aplikasi akan memberikan konfirmasi perjanjian temu dan pengguna menemui dokter melalui percakapan (chat) atau panggilan video (video call) dalam aplikasi di waktu yang telah disepakati. Setelah konsultasi, dokter memberikan diagnosis, anjuran perawatan, dan resep obat. Nantinya, resep obat dapat ditebus pada aplikasi yang sama atau secara mandiri di apotek.
Telemedisin diharapkan terus berkembang dengan memanfaatkan Internet of Things (IOT) sehingga penggunanya dapat memperoleh pelayanan selayaknya di rumah sakit dari gawai mereka. Peningkatan keamanan privasi data pengguna perlu dilakukan mengingat penggunaan internet sebagai basis kerja. Penyedia layanan telemedisin seyogianya mampu meningkatkan kepercayaan pengguna, advokasi dan etika kesehatan, serta asuransi sehingga layanan yang diberikan semakin luas.