Team dan kewajiban
Satu team, satu pemikiran, dan satu pandangan bukan berarti satu kewajiban. Dalam sebuah kelompok atau team memang betul sebuah keselarasan pandangan dan keselarasan tujuan sangat dibutuhkan, namun bukan berarti kewajiban semuanya akan bersifat setara atau lebih sederhana disebut “rata”, mungkin benar dalam beberapa keadaan, tetapi tidak segalanya harus seperti itu. Untuk lebih lanjutnya perhatikan ilustrasi berikut ini.
Di suatu pantai yang indah kira-kira pukul enam sore, sebuah batu yang berbeda pemikiran bersatu, dimana yang satunya terletak di sebelah timur sebut saja alex dan satunya lagi di sebelah barat sebut saja andi. Dan pada sore ini merupakan puncak perdebatan diantara kedua batu itu.
“Kenapa ketika sore seperti ini hanya kau saja yang terlihat?” alex merasa geram.
“Itu bukan salahku, kenapa kau lebih memilih posisi di sebelah timur.” si andi menjawab.
“Itu bukan kemauanku bodoh, memangnya kau bisa memindahkan aku?”, tanya si alex.
Sekian lama perdebatan itu berlalu, lima belas menit kemudian ada seorang fotografer yang mengambil foto si Alex, saat itu juga mereka terdiam.
“Apa yang ia lakukan?” tanya Andi.
“Entahlah, kenapa dia mengambil foto diriku yang gelap seperti ini.” Sahut si Alex.
Dengan tiba-tiba si fotografer menyela pembicaraan “Itu karena seni fotografi mengajarkan aku betapa indahnya siluet sore sebuah batu, jika saja aku bisa, akan kuambil matamu agar kau bisa melihat betapa indahnya dirimu di sore ini.”
Kemudian si Alex bertanya kembali, “Benarkah itu?”
“Tentu saja benar, jika kau masih tak percaya tunggulah besok, akan ada banyak orang yang akan mengambil fotomu.” Lanjut si fotografer
“Apakah itu mungkin?” tiba-tiba andi bertanya
“Tentu saja, buktikan saja besok, temanmu akan menjadi sangat terkenal” sahut si fotografer.
“Baiklah.” Andi menjawab dengan penuh keragu-raguan.
Dan ketika esok tiba, tak ada satupun yang mengambil foto Alex, sehingga Andi merasa bahwa si fotografer telah berbohong. Lain halnya dengan Alex yang terus menunggu dengan sabar, namun apabila dilihat dalam hati, Alex juga sangat ragu karena hari telah begitu sore. Hingga akhirnya pukul 6 sore tiba, “cekrek” suara kamera terdengar dan membuat alex terkejut.
“fotografer itu tak berbohong alex, kini aku telah mengambil fotomu yang indah. Dan kau Andi tetaplah bimbing temanmu agar selalu menjadi yang lebih baik karena kini kalian telah menjadi satu bagian, untuk apa kalian menjadi satu bagian apabila diri masing-masing masih saja sering memperdebatkan tentang posisi, siapa yang terlihat dan tidak?” Ucap si kamera.
Mendengar kata-kata sang kamera, alex dan andi hanya bisa diam dan merenungi perbuatan mereka setiap harinya. Dan mulai hari itu juga Alex dan Andi menjalin hubungan teman yang lebih baik dengan tetap saling mendukung satu sama lain dan tak pernah lagi membahas soal posisi dan hal-hal yang dapat menyebabkan perpecahan diantara mereka.
Demikian ilustrasi diatas, apakah hal yang bisa disimpulkan? Maka jawabanya adalah jangan selalu berharap bahwa dalam tiap kelompok kita memiliki kewajiban yang sama, hal ini dapat dilihat dari ilustrasi bahwa si Andi adalah batu yang selalu terlihat, sedangkan Alex tertutupi oleh bayangan Andi yang menyebabkan ia tak terlihat seperti layaknya batu, melainkan gelap dan hitam sehingga menyebabkan alex merasa iri dengan andi. Tetapi berkat seorang fotografer, mereka menyadari bahwa tak segalanya memiliki hal yang sama, apabila teman satu tim kamu berprestasi, biarkanlah dia jangan iri padanya, karena kamu takkan tahu bahwa dengan dia muncul di permukaan, akan menyebabkan kamu menjadi sesuatu yang lebih berharga lagi. Seperti sang fotografer yang tertarik pada siluet batu, apabila si Alex ingin di posisi si Andi, bagaimana ia akan menciptakan siluet yang menawan? Dan begitu juga dengan Andi yang apabila harus pergi, maka tidak akan ada yang tahu bahwa mereka itu batu. Sehingga dengan pandangan yang lebih obyektif, bahwa segalanya memiliki kewajiban masing-masing dalam tiap kelompok, jagan pernah iri, namun motivasi diri untuk menjadi yang lebih baik dan laksanakan kewajibanmu selalu.