Smart Trash Can

0
1371

Kreasi Inovasi Pemilahan Sampah di Masyarakat

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Jumlah penduduk sangat mempengaruhi segala komponen yang ada pada negara tersebut, mulai dari kebutuhan pangan, lapangan kerja, hingga produksi barang pada negara tersebut. Jumlah penduduk sangat mempengaruhi jumlah sampah yang diproduksi. Peningkatan produksi sampah yang terus-menerus menyebabkan penumpukan sampah yang tercampur di TPA. Penumpukan sampah tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah lainnya seperti vektor penyakit, sumber bencana alam, dan mempersulit pengelolaan sampah lebih lanjut.

Dalam menangani masalah tersebut, pemerintah sudah melakukan berbagai macam program yang diantaranya adalah menyediakan tempat sampah dengan berbagai warna di tempat umum yang ditujukan untuk membantu masyarakat dalam memilah sampah. Tapi pada kenyataannya, masyarakat masih tidak peduli akan pentingnya memilah sampah. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, sebagai generasi Z, saya (Gede Herry Arum Wijaya) dan rekan saya (Ni Putu Gita Naraswati) merancang prototipe yang bernama Smart Trash Can.

Smart Trash Can merupakan tong sampah inovatif yang didesain khusus agar dapat menentukan jenis sampah yang akan dibuang. Prototipe Smart Trash Can ini tersusun atas 4 tong sampah dengan kategori organik, plastik, metal, dan kaca. Di bagian depan tong sampah terdapat sensor yang terbuat dari plat logam alumunium yang akan membaca nilai kapasitansi dari setiap sampah yang akan dibuang. Pada tutup tong sampah terdapat motor servo yang akan membuka tutup tong sampah secara otomatis sesuai dengan jenis sampah yang akan dibuang. Semua perangkat input dan output sudah diprogram pada chip mokrokontroler Arduino ATmega328.

Mekanisme kerja yang sangat sederhana akan mempermudah masyarakat dalam memilah sampah. Sebelum membuang sampah, sampah harus ditempelkan terlebih dahulu ke salah satu sensor yang ada di depan tong sampah. Apabila sampah yang ditempelkan sesuai dengan kategorinya, maka tutup tong sampah akan terbuka secara otomatis. Apabila ada yang ingin membuang sampah organik dan menempelkannya pada sensor di tong sampah metal, maka tutup tong sampah organik yang akan tetap terbuka karena sistem telah membaca bahwa sampah tersebut merupakan sampah organik.

Mekanisme kerja yang seperti itu secara tidak langsung akan ‘memaksa’ masyarakat untuk memilah sampah terlebih dahulu sebelum membuangnya ke tong sampah. Hal ini tampaknya hanya masalah kecil. Namun apabila ditanamkan ke masyarakat, budaya memilah sampah akan mempermudah sistem pengelolaan sampah karena sampah sudah dipilah terlebih dahulu sebelum dikelola lebih lanjut. Sampah yang sudah terpilah akan lebih mudah untuk dimanfaatkan seperti sampah organik yang dapat diolah menjadi kompos dan sampah plastik yang dapat didaur ulang. Kreasi inovasi ini juga dapat menjadi media pembelajaran atau edukasi untuk anak-anak. Dengan adanya prototipe ini, innovator berharap penemuan ini dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah agar tertanam budaya pemilahan sampah di masyarakat.

Inovasi Gede Herry Arum Wijaya tersebut ditampilkan pada ajang International Exhibition for Young Inventors 2017 di Jepang 
dan juga menginspirasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam Indonesia Science Expo, 23-26 Oktober 2017.

STEM-Z berharap bahwa ide inovasi tersebut bisa dilanjutkan ke tahap prototipe
yang pada akhirnya bisa di komersialkan dan produk bisa ditampilkan di dalam Innovation Display.