PayLater: Jadi Sultan atau Masuk Rutan?

0
681

Penulis : Gyan Erlando
Asal Sekolah : SMA Kristen ORA et LABORA BSD

Tangerang, Nextgen — Mendengar suara kurir paket mengantarkan barang kiriman tidak asing lagi di telinga. Semenjak pandemi kerap kali masyarakat memilih berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan. Beberapa bulan yang lalu, Ayah saya membeli kamera di aplikasi e-commerce dengan harga yang terbilang cukup mahal. Ia kemudian memilih untuk membayar menggunakan fitur PayLater, yaitu fasilitas keuangan yang memungkinkan pembayaran dengan cicilan tanpa kartu kredit.

Fitur Paylater memang sangat praktis, apalagi jika ada kebutuhan mendesak. Promo cashback hingga potongan harga spesial yang ditawarkan jika menggunakan pembayaran dengan PayLater menjadi daya tarik tersendiri. Konsekuensi yang dihadapi adalah total tagihan memang lebih besar dari harga normal pembayaran tunai.

Teknologi berbasis internet bak dua sisi koin, layanan PayLater tentu memudahkan kita dalam memenuhi kebutuhan, sehingga semakin populer dan berkembang pesat. Seiring perkembangannya diikuti pula dengan berbagai kasus yang saya baca di berita online. Kerap kali pengguna menjadi konsumtif dan tidak mampu membayar tagihan, terlilit bunga bahkan sampai dijerat kasus hukum.

Kemudahan mendapatkan limit pinjaman dari berbagai aplikasi PayLater dengan hanya bermodalkan kartu identitas penduduk, membuat penggunaan ibarat menggali banyak lubang. Kadang kala konsumen lupa sudah berapa lubang yang ia gali untuk sekedar check out keranjang belanjaan atau pembayaran lainnya.

Selain dibutuhkannya kontrol penuh atas diri sendiri, saya memikirkan kontrol penuh atas gawai pengguna. Aplikasi yang bisa memberikan peringatan atas limit PayLater yang digunakan di berbagai aplikasi. Cara kerjanya sama seperti pengaturan pada gawai android untuk besaran kuota yang digunakan.

Jika kita mengaktifkan fitur saving data mode akan muncul pop up notifikasi, saat data yang digunakan sudah melampaui limit yang kita tentukan. Sangat baik jika ada aplikasi yang memonitor penggunaan berbagai aplikasi PayLater. Membantu konsumen mengatur pinjamannya dan pihak yang menawarkan fitur PayLater, untuk melihat kesanggupan konsumen untuk membayar tagihan.

Menggunakan berbagai aplikasi PayLater secara terus-menerus, lalu tidak mampu membayar dapat membuat kita terlilit hutang atau bunga. Melihat berbagai kasus, maka perlu diperhatikan kontol diri dari pengguna ketika berbelanja online. Bijak dalam penggunaan fitur PayLater ini adalah, memilih aplikasi PayLater yang sudah diawasi Otoritas Jasa Keuangan, membaca persyaratan dan persetujuan pengguna (terms and condition), batasi nilai pinjaman sesuai pemasukan, perhatikan bunga cicilan.

Bijak-bijaklah dalam menggunakan fitur PayLater. Membatasi diri jika tidak perlu-perlu sekali untuk berbelanja online, bukannya menjadi sultan namun, rutan bisa menunggu. Semoga essay ini bermanfaat bagi pembaca. Terima Kasih.