*sumber gambar: http://www.restaurantgirl.com/
Pangan Fungsional dan Penyakit Degeneratif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis makanan memiliki peran dalam mencegah maupun mengobati penyakit. Berawal dari konsep ini, maka lahirlah pangan fungsional.
Pangan fungsional adalah makanan yang mempunyai fungsi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dasar bagi tubuh, tetapi juga memiliki fungsi kesehatan (meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit). Konsumsi pangan fungsional seringkali terbukti efektif mencegah penyakit degeneratif dan meningkatkan kualitas hidup.
Penyakit degeneratif (atau disebut juga penyakit tidak menular/non-communicable diseases) adalah penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel dalam tubuh. Munculnya penyakit degeneratif memiliki korelasi yang cukup kuat dengan bertambahnya proses penuaan usia seseorang, disamping faktor keturunan juga berperan cukup besar. Saat ini penyebab utama penyakit degeneratif adalah gaya hidup termasuk pola makan.
Penyakit yang masuk dalam kelompok ini antara lain diabetes melitus, stroke, jantung koroner, kanker dan sebagainya.
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang dampaknya luas dan dapat menyebabkan komplikasi gangguan jantung, ginjal dan stroke. Berdasarkan data IDF Diabetes Atlas, pada tahun 2013 penderita DM di Indonesia mencapai 8.554.155 orang. Data terbaru di tahun 2015 yang ditunjukkan oleh Perkumpulan Endokrinologi menyatakan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 9,1 juta orang dan naik menjadi peringkat ke-5 teratas.
Black Garlic
Bawang putih (Allium sativum) dikenal mempunyai khasiat kesehatan sejak ribuan tahun lalu sehingga banyak dikaji secara ilmiah dan banyak digunakan sebagai komponen jamu, obat herbal maupun suplemen. Proses fermentasi membuat suatu produk pangan menjadi lebih berkhasiat karena menghasilkan senyawa bioaktif yang berguna bagi kesehatan.
Beberapa tahun ini bawang putih fermentasi yang dikenal sebagai Black Garlic (BG) semakin mulai dikenal masyarakat di berbagai negara. Black garlic (bawang hitam) adalah bawang putih yang telah di proses secara fermentasi pada suhu dan kelembaban tertentu dalam waktu yang lama, sehingga menghasilkan senyawa baru yang mempunyai efek farmakologis (efek kesehatan). Black garlic berasa manis asam dan bertekstur lembut.
Berbeda dengan fermentasi pada umumnya yang menggunakan mikroba untuk menghasilkan senyawa tertentu. Fermentasi pada proses pembuatan black garlic adalah fermentasi secara enzimatis. Yaitu proses reaksi kimia dengan bantuan enzim untuk menghasilkan senyawa baru.
Black garlic mengandung antioksidan sebanyak 10 kali lipat dari bawang putih biasa. Selama proses fermentasi, dihasilkan senyawa-senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan, yaitu S-allylcysteine (SAC), polifenol, dan berbagai jenis asam asam amino. Senyawa-senyawa ini bermanfaat sebagai penurun kadar gula darah, antikanker, antikolesterol dan meningkat hingga belasan kali lipat.
Team riset yang dipimpin Dr. Edy Marwanta yang merupakan peneliti BPPT dan pengajar Food Business Technology Universitas Prasetiya Mulya mengembangkan teknologi proses produksi black garlic yang menghasilkan black garlic sebagai pangan fungsional yang mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan dengan jumlah terstandar. Hasil uji toksisitas akut terhadap black garlic yang dihasilkan ini menunjukkan bahwa black garlic sangat aman. Kemudian black garlic ini diujikan kepada 200 relawan yang mempunyai keluhan diabetes, hipertensi, asam urat, dan stroke.
Adapun hasil ujinya sebagai berikut:
- Sebanyak 94% menyatakan bertambah bugar setelah konsumsi black garlic.
- 96% penderita diabetes yang konsumsi mendapati penurunan kadar gula darah secara signifikan dalam waktu singkat (3-7 hari). Lima orang penderita diabetes dan selalu suntik insulin setiap hari menyatakan bahwa setelah konsumsi black garlic kadar insulin yang disuntikkan dikurangi oleh dokter.
- Beberapa orang mendapati penurunan kolesterol setelah konsumi selama 1 bulan.
- Beberapa orang penderita tekanan darah tinggi melaporkan tekanan darahnya stabil normal setelah konsumsi black garlic dan melepas konsumsi obat kimia
- Ada 14 orang penderita stroke yang rutin konsumsi black garlic dan semuanya menyatakan kondisinya semakin membaik (proses pemulihan lebih cepat, rasa kebas hilang)
Saat ini dilakukan trial production kapasitas industri dan market test sebagai bentuk hilirisasi teknologi ke industri.
*article from Dr. Edy Marwanta, M.Eng, STEM Faculty Member