Apakah kamu pernah membaca pewarna Tartrazine pada label kemasan pangan? Yup, tartrazine merupakan salah satu food additive atau bahan tambahan pangan (BTP) berjenis pewarna yang diizinkan di Indonesia. BTP berwarna kuning ini dapat memberikan efek negatif dalam jumlah tertentu, sehingga tentunya memiliki batas maksimum penggunaan, yang mana diatur pada kadar 200-500 ppm.
Pada tahun 2018, dipublikasikan sebuah jurnal berjudul “A Novel Voltammetric Method for the Enhanced Detection of the Food Additive Tartrazine Using an Electrochemical Sensor.” Tak tanggung-tanggung jurnal ini terbit dari publisher berpredikat Q1, yakni Heliyon. Jurnal tersebut secara umum membahas tiga hal yaitu elektrokimia, kimia analitik, dan analisis pangan. Jurnal ini menemukan metode voltametri baru dengan kemampuan deteksi yang lebih tinggi untuk mendeteksi BTP jenis tartrazine.
Apa yang Dikaji pada Riset ini?
Selama ini, beberapa metode sudah digunakan untuk mengukur/mendeteksi kadar zat tartrazine ini, seperti Stopped-flow kinetic analysis, voltammetric analysis, visible spectrophotometry, bahkan High Performance Liquid Chromatography. Metode-metode itu memiliki kekurangan masing-masing, dari segi biaya maupun kepraktisan.
Analisis menggunakan voltametri merupakan metode yang paling murah dan praktis, tetapi memiliki batas deteksi dan kuantifikasi yang kurang baik. Beberapa tahun belakangan ini, banyak fokus penelitian di bidang elektroanalitik mencari substitusi elektroda yang digunakan.
Deteksi tartrazine menggunakan prinsip reaksi oksidasi. Proses elektrokimia oksidasi tartrazine memerlukan elektroda khusus karena kadar Tartrazine yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kadar zat pengganggu (zat lain yang juga mudah teroksidasi). Pada jurnal ini dilakukan penelitian dengan menguji substituen berupa Poly Glycine Modified Carbon Paste Electrode (PGMCPE) yang dibandingkan dengan Bare Carbon Paste Electrode (BCPE).
Elektroda ini merupakan elektrokatalis atau zat yang mempercepat proses elektrokimia pada reaksi oksidasi dari Tartrazine. Berdasarkan jurnal ini, PGMCPE merupakan elektrokatalis yang lebih bagus dibandingkan BCPE karena memberikan voltase dan kuat arus yang lebih tinggi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan deteksi menggunakan metode analisis voltametri.
Bagaimana Hasil dari Riset ini?
Elektroda PGMCPE ini diuji stabilitas, pengulangan, dan produksi kembalinya. Secara stabilitas, sistem dijalankan selama 15 hari yang memperlihatkan penurunan hasil kuat arus sebesar 7%, namun voltase tidak berubah. Berdasarkan empat kali pengulangan pada kondisi optimum, besaran %RSD dari data pada jurnal adalah 3.7%. Uji reproduksi ulang yang dilakukan adalah dengan cara membuat ulang PGMCPE sebanyak 4 kali dan melihat perbedaan dari masing-masing elektrode yang dibuat ulang. Hasil dari uji ini untuk mendeteksi 10-4 M Tartrazine adalah menunjukkan indikasi yang baik.
Karena proses oksidasi Tartrazine dipengaruhi oleh pH, maka diuji mengenai pH yang tepat untuk melakukan pendeteksian, pH optimum berdasarkan percobaan pada jurnal adalah 7. Untuk mengetahui kadar Tartrazine yang sebenarnya melalui arus listrik (A), dilakukan kalibrasi melalui percobaan. Berdasarkan percobaan tersebut dihitung regresi linier atau hubungan antara kuat arus dengan konsentrasi Tartrazine.
Rumus regresi tersebut adalah I(pa) = 3,7342 x 10-6 + 0,20452C, atau CTz = 4,89(I(pa)) – 1,826 x 10-6, yang mana satuan CTz adalah Molar (M) dan I(pa) adalah Ampere (A). Nilai batas deteksi kadar Tartrazine menggunakan PGMCPE adalah 0,15 mg/L limit ini lebih kecil dibandingkan dengan elektrode lain pada metode yang sama, yang mana elektrode lain adalah 0,8 dan 0,5 mg/L. Sehingga tingkat kemampuan deteksi Tartrazine menggunakan PGMCPE pada metode voltametri analisis lebih tinggi.
Tingkat kemampuan deteksi yang lebih tinggi ini merupakan temuan yang sangat diperlukan untuk menganalisis kadar Tartrazine pada makanan. Kelebihan metode voltametri yang lebih murah dan lebih praktis semakin didukung oleh temuan ini. Ketika di uji coba langsung pada produk makanan dan minuman, tingkat akurasi dengan PGMCPE juga tinggi, yaitu 94.5% – 98,2% dengan %RSD lebih kecil dari 1%. Sehingga PGMCPE cocok untuk digunakan secara luas.
Referensi:
J. G. Manjunatha. A novel voltammetric method for the enhanced detection of the food additive tartrazine using an electrochemical sensor. Heliyon, 4 (2018) e00986. doi: 10.1016/j.heliyon.2018. e00986
Ditulis oleh: I Kadek Juni Saputra, Mahasiswa Food Business Technology Angkatan 2018.