Siapa yang tidak kenal dengan tempe? Ya, olahan fermentasi kacang kedelai ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Bila biasanya tempe digoreng atau dimasak kecap sebagai lauk yang menemani nasi hangat dan sambal pedas, kini tempe dapat dinikmati dengan cara diminum dalam bentuk susu tempe. Penasaran untuk memahami lebih dalam mengenai susu tempe? Yuk, simak pembahasan berikut ini.
Apa itu Susu Tempe?
Susu tempe merupakan salah satu produk turunan dari tempe, berupa ekstrak cair yang berwarna putih kekuningan, gurih dan beraroma langu layaknya kedelai. Susu tempe dapat tergolong ke dalam plant-based milk, yang ramah terhadap vegetarian dan vegan. Susu tempe juga sangat bernutrisi, tidak mengandung laktosa, dan gluten. Nah, susu tempe ini bisa menjadi alternatif solusi karena kandungan nutrisi pada susu tempe ini meliputi karbohidrat, lemak, protein, air dan energi.
Susu Tempe dari Perspektif Kesehatan
Lemak pada susu tempe ini lebih rendah dari susu kedelai namun memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan susu tempe. Hal ini terjadi karena pada proses fermentasi tempe, sudah banyak protein yang terpecah menjadi molekul yang lebih kecil seperti asam amino dan peptida yang juga sudah terlarut dalam air selama pemrosesan susu tempe. Susu tempe ini diciptakan dengan tujuan yaitu untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi orang – orang yang berkebutuhan khusus. Contohnya ibu hamil, balita, manula, dan juga untuk orang yang berolahraga yang tentunya sangat membutuhkan kepraktisan dalam mengkonsumsi minuman sehat.
Tempe memang terbuat dari kacang kedelai namun susu tempe dan susu kedelai adalah minuman yang berbeda. Perbedaan susu kedelai dengan susu tempe dapat dilihat dari manfaat susu tempe yang lebih baik dari susu kedelai karena memiliki tingkat bioavailabilitas atau laju dari suatu khasiat minuman untuk diserap oleh tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu kedelai. Susu tempe lebih mudah dicerna, sehingga hal inilah yang menyebabkan susu tempe lebih unggul dibandingkan susu kedelai. Apabila dibandingkan dengan jenis susu lainnya lemak dari susu tempe lebih sedikit dibandingkan dengan susu sapi dan juga ASI.
Yuk Buat Susu Tempemu Sendiri!
Nextgener’s dapat mencoba sendiri membuat susu tempe di rumah karena langkah-langkahnya mudah diikuti dengan bahan-bahan yang sangat sederhana. Bahan yang diperlukan adalah tempe, air mineral, pengemulsi seperti agar-agar, dan pemanis. Mari perhatikan langkah – langkah pembuatannya dengan seksama ya.
- Pertama-tama tempe dipotong-potong seragam, lalu direbus selama 10 menit kemudian dilarutkan.
- Lalu larutan tempe kemudian diekstraksi dengan air matang menggunakan blender dengan perbandingan 8 air mL air ditambah 1 gram tempe.
- Puree yang dihasilkan berikutnya disaring dan dihasilkan filtrat sebagai ekstrak tempe.
- Selanjutnya ekstrak tempe kemudian direbus pada suhu 100oC selama 2 menit. Setelah mendidih, ekstrak didinginkan hingga mencapai suhu 50oC.
- Kemudian, tambahkan penstabil emulsi dan pemanis pada susu tempe.
- Setelah itu dilanjutkan dengan pengemasan menggunakan kaleng ataupun menggunakan botol steril setelah itu dipasteurisasi untuk menambah masa simpan susu tempe.
Nah setelah mengetahui cara pembuatan susu tempe apakah kalian tertarik untuk mencobanya?
Ditulis oleh Alexander Bryan dan Kezia Srianda, mahasiswa program studi Food Business Technology angkatan 2020
Referensi
Haas, R., Schnepps, A., Pichler, A., & Meixner, O. (2019). Cow Milk versus Plant-Based Milk Substitutes: A Comparison of Product Image and Motivational Structure of Consumption. Sustainability, 11(18), 5046. doi:10.3390/su11185046
Hermana, M. M., & Karyadi, D. (1999). Composition and nutritional value of tempe, its uses in the improvement of the nutritional value of food. In Agranoff J. (Ed.) The complete handbook of tempe: The unique fermented soyfood of Indonesia. Singapore: The American Soybean Association.
Mahadi I., Darmawati., Apriyani. (2016). Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Susu Tempe Bubuk Sebagai Pengembangan Lkm (Lembar Kerja Mahasiswa) Materi Bioteknologi Pangan. Diakses pada 22 November 2021, dari: https://biogenesis.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPSB/article/view/5124
Najih, L. & Nurhidajah. (2011). Mutu Gizi Dan Organoleptik Susu Tempe Fermentasi dengan Penambahan Jenis Bahan Pengental. Diakses pada 22 November 2021, dari: Https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPDG/article/view/3872
Palupi, H. T., & Saihullah, M. (2013). Pembuatan Susu Tempe Kajian Pengaruh Lama Fermentasi Tempe dan Penggunaan Carboxymethyl cellulose (CMC). Teknologi Pangan : Media Informasi Dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian, 5(1). https://doi.org/10.35891/tp.v5i1.494
Prawira, E. A. (2017). Susu dari Produk Tempe Bantu Para Atlet Siap Bertanding. Diakses pada 22 November 2021, dari: https://www.liputan6.com/health/read/3132962/susu-dari-produk-tempe-bantu-para-atlet-siap-bertanding
Surya, R. & Rahayu, W. P. (2012). Production and characteristics of canned tempe extract. Diakses pada 22 November 2021, dari: https://www.semanticscholar.org/paper/Production-and-characteristics-of-canned-tempe-Surya-Rahayu/648d2d6b48d51aaed9c64a76e3f961e4d552a050
Yu, J., Bi, X., Yu, B., & Chen, D. (2016). Isoflavones: Anti-Inflammatory Benefit and Possible Caveats. Nutrients, 8(6), 361. https://doi.org/10.3390/nu8060361
Yuliana, R. (2013). Susu Kedelai dan Susu Tempe : Mutu Organoleptik dan Kandungan Zat Gizi. Diakses pada 22 November 2021, dari: https://digilib.esaunggul.ac.id/susu-kedelai-dan-susu-tempe-mutu-organoleptik-dan-kandungan-zat-gizi-1246.html