Jika pada umumnya jembatan itu dibuat dengan cara yang konvensional, maka berbeda dengan salah satu jembatan yang berada di kota Amsterdam, Belanda ini, kenapa dikatakan berbeda? Karena jembatan itu merupakan jembatan yang dibangun dari printer 3D. Kok bisa dengan printer 3D? Kalau NextGeners penasaran, simak artikel berikut ini sampai selesai ya.
Teknologi 3D ini tidak hanya ada di dunia sinematografi , seni, maupun games, karena sebuah teknologi 3D sudah dapat diaplikasikan pada infrastruktur pembangunan. Jika sebelumnya sudah ada objek mobil, dan apartemen yang berhasil dicipitakan menggunakan printer 3D kali ini inovasi dari printer 3D tidak berhenti begitu saja, sebuah jembatan baru dibuka di Belanda yang dibangun dengan menggunakan proses pencetakan 3D. Jembatan tersebut meruapakan bagian dari proyek Noord-Om, sebuah bagian baru dari jalan lingkar di sekitar desa Gemart. Elemen jemabtan dicetak di Eidendhoven University of Technology, yang memiliki printer beton besar untuk keperluan Litbang.
“Jembatannya tidak terlalu besar, tapi unik karena dibalut oleh desain 3D hasil dari printer 3D” ungkap Theo Salet dari Universitas Teknologi Eindhoven. Pencetakan desain 3D untuk jembatan ini menghabiskan 800 lembar bahan atau material. Menurut dia jembatan itu sendiri dibangun dengan teknik beton praktekan atau yang diberi tekanan internal. Waktu pengerjaan jembatan sendiri selama 3 bulan.
Theo juga mengatakan,”salah satu keuntungan menggunakan bahan cetakan 3D untuk pembuatan jembatan adalah beton yang digunakan lebih sedikit dibandingkan pembangunan jembatan secara konvensional. Bahan cetakan 3D itu menyimpan konsentrasi beton yang dibutuhkan”.
Adukan mengalir melalui printer untuk mencetak lapisan individu setebal 1 cm, dan sebelum setiap lapisan dikeringkan kawat baja disertakan untuk penguatan. Lapis demi lapis, printer menyusun bagian hingga tingginya sekitar 1 meter.
Detail penting adalah bahwa para periset di Eindhoven University of Technology telah berhasil mengembangkan sebuah proses untuk menggabungkan kabel tulangan baja sambil meletakkan strip beton. Kabel baja setara dengan mesh penguat yang digunakan pada beton konvensional. Ia mampu menahan tegangan tarik karena beton tidak dapat mengatasi tegangan tarik secara memadai, tapi baja bisa.
Salah satu keuntungan utama adalah beton yang jauh lebih sedikit dibutuhkan daripada pada teknik konvensional, mengurangi penggunaan semen, mengurangi emisi gas CO2, dan printer 3D bisa membuat bentuk yang diinginkan.
Setelah membaca artikel ini bagaimana menurut NextGeners inovasi jembatan printer 3D? Oke kan pastinya, karena dengan menggunakan printer 3D ini memiliki banyak keuntungan dibandingkan jembatan yang dibangun menggunakan cara konvensional.
Apakah NextGeners juga mempunya inovasi menggunakan printing 3D? Jika ada maka kita tunggu NextGeners untuk berinovasi di bidang Product Design Engineering.
Sumber Referensi:
https://www.ikons.id/jembatan-beton-bertulang-cetak-3d-dibuka-di-belanda/
http://www.viva.co.id/digital/639294-printer-3d-siap-cetak-jembatan-di-belanda
Sumber Gambar:
(featured image) https://www.dezeen.com
https://Inhabitat.com
[…] pembahasan STEM-Z beberapa pekan lalu mengenai jembatan yang dicetak menggunakan 3D printer, kali ini STEM-Z akan membahas sebuah kendaraan roda dua yang […]