Tangerang, Nextgen — Tantangan terbesar energi terbarukan adalah intermittency. Pembangkit energi terbarukan sangat bergantung pada kondisi alam. Kondisi alam yang tidak bisa dikendalikan menuntut manusia berinovasi menciptakan teknologi yang mampu menjawab tantangan tersebut.
Saat ini, langkah yang digunakan adalah menyimpan energi yang dihasilkan dari sumber terbarukan menggunakan baterai. Namun masalah belum selesai. Untuk benar-benar bisa bergantung pada sumber terbarukan, kapasitas baterai yang digunakan harus fitted dengan sistem transmisi. Dengan kata lain butuh skala baterai yang besar.
Kapasitas baterai yang besar selalu datang dengan biaya yang besar pula. Hal ini membuat nilai investasi pembangkit terbarukan relatif tinggi dibandingkan dengan pembangkit batu bara. Nilai investasi yang tinggi juga menjadi hambatan bagi perkembangan industri energi terbarukan.
Namun, kabar gembira datang dari benua hijau. Ya, Australia. Para ilmuwan dari University of Newcastle menemukan teknologi penyimpanan energi yang mampu bertahan hingga 30 tahun. Luar biasa bukan? Teknologi penyimpanan energi ini dipatenkan dengan nama Miscibility Gaps Alloy (MAG).
Asal Mulanya Tercipta Miscibility Gaps Alloy
Kepala bagian sains dan peneliti University of Newcastle, Professor Erich Kisi, mengatakan bahwa sistem transmisi yang selama ini digunakan tidak didesain untuk pembangkit terbarukan. Karenanya tricky untuk membuat kedua hal tersebut cocok. Jika mendesain ulang sistem transmisi yang cocok untuk pembangkit terbarukan tentu memakan biaya yang besar.
“Mendesain ulang seluruh transmisi terlalu mahal sehingga kami telah membuat MGA sebagai solusi penyimpanan energi untuk digabungkan dengan infrastruktur yang ada. Kami telah membuat energi terbarukan kompatibel pada skala jaringan sehingga ketika matahari tidak bersinar atau angin turun, jaringan tetap memberikan daya sesuai permintaan,” ujar Prof. Erich.
MGA hadir sebagai ‘jalan tengah’ pengoptimalan dan peningkatan reliability sumber terbarukan. Kenapa begitu? Energi yang dihasilkan pembangkit terbarukan tidak langsung disalurkan ke jalur transmisi melainkan disimpan ke dalam MGA dalam bentuk panas. Nah, panas yang disimpan MGA dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga uap.
MGA dapat menggantikan posisi batu bara pada pembangkit tenaga uap. Panas yang disimpan MGA dimanfaatkan untuk memanaskan air menjadi uap untuk memutar turbin. Jadi, tidak perlu membakar batu bara lagi untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Cara Kerja MGA dan Kenapa MGA Lebih worth dari Baterai
Miscibility gaps alloy terbuat dari material dengan nilai konduktivitas yang tinggi. Artinya MGA dapat dengan mudah menerima dan mengalirkan panas. Oleh karena itu, MGA sangat dapat diandalkan untuk menyimpan energi dalam bentuk panas.
“Blok MGA terbuat dari dua komponen. Satu komponen meleleh ketika dipanaskan untuk menyimpan energi dalam jumlah besar, dan yang lainnya bertindak sebagai matriks, menjaga blok tetap dalam bentuk padat dan merekatkan partikel yang meleleh,” kata Profesor Kisi.
Penjelasan ini dipermudah dengan analogi yang disampaikan oleh salah satu mahasiswa program doktor, Mark Copus. Beliau memberikan analogi seperti choco-chip yang dipanaskan dalam microwave.
“Bayangkan matriks adalah komponen kue, yang menahan segala sesuatu dalam bentuk saat dipanaskan dan dengan cepat mendistribusikan panas itu, partikel lain, diwakili oleh choco-chip, meleleh dan menyimpan energi panas melalui fase perubahan padat ke cair,” kata Mark.
Siklus meleleh, memadat, menerima, dan menyalurkan energi pada MGA dapat terjadi jutaan kali. Mirip sekali dengan siklus yang terjadi pada baterai. Namun, inovasi ini juga diklaim jauh lebih murah dibandingkan baterai. MGA hanya memakan biaya 10 persen dari biaya pembuatan baterai lithium untuk ukuran yang sama.
Biaya yang jauh lebih murah dari baterai membuat MGA fleksibel. Fleksibel dalam artian bahwa MGA skalanya dapat diperbesar dan diperkecil dengan mudah tanpa takut biaya investasi membludak.
MGA terbuat dari aluminium, grafit, dan material lain yang diekstrak menjadi batangan. Material penyusun tersebut dipercaya aman dan tidak bersifat racun. Jadi, selain murah MGA juga terjamin kualitas keamanannya.
Gimana? Menarik bukan? Banyak jalan menuju roma, begitulah kiranya pepatah yang tepat untuk mengoptimalkan sumber terbarukan. Kamu juga ingin berinovasi di bidang energi terbarukan? Kuliah di jurusan Renewable Energy Engineering cocok buat kamu. Yuk kepoin disini.
Jangan lupa bagikan info ini ke orang-orang terdekatmu supaya mereka gak ketinggalan informasi menarik ini. See ya!
Sumber :