“Nantinya, mahasiswa akan berkesempatan untuk mengikuti sertifikasi Internasional oleh Microsoft sebanyak 4 sertifikasi. Sertifikasi ini akan menjadi bekal kami setelah selesai mengikuti program ini,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Aga ini ketika menceritakan manfaat dari program yang diikutinya. Gaizka Valencia merupakan nama lengkapnya, Ia mengikuti program Studi Independen Kampus Merdeka dari PT Microsoft Indonesia.
Saat ini, Aga masih duduk di semester 5 program studi Digital Business Technology (DBT). Di sela-sela kesibukan kuliah Aga menyempatkan menambah ilmu di luar kampus. Dari program Studi Independen yang diadakan oleh Kemendikbud ia belajar mengenai data dan artificial intelligence. Pembelajaran dilaksanakan 4 kali seminggu, dengan 2 kali secara synchronous dan 2 kali secara asynchronous.
Ketertarikan Aga pada bidang Artificial Intelligence dimulai dari proyek yang ia kerjakan sebelumnya. Sebelumnya ia dan tim berhasil meraih 2nd Winner Mile Zero Project Competition yang diadakan oleh Institut Teknologi Bandung. Kompetisi tersebut menjadi awal ketertarikan Aga hingga semakin mencari ilmu baru.
Pada program Studi Independen tersebut Aga belajar menganalisis data menggunakan Power BI, Microsoft Azure AI Fundamentals, Azure AI Engineer Associate, Microsoft Power Platform Fundamentals, dan yang terakhir ada Capstone Project. Melalui Capstone Project, Aga diharapkan mampu menciptakan inovasi yang dapat membantu masyarakat. Luaran itu pula yang menjadi tolak ukur atau bukti keberhasilan proses pembelajaran di luar kampus ini.
Baca juga : Kisah Magang Agus di Bidang Aktuaria, Tidak Hanya Gaji Tinggi tapi Juga Kaya Relasi
Seperti yang diharapkan dari belajar di era ‘merdeka’ ini, kompetensi tidak hanya bisa dibentuk oleh teori semata. Diperlukan experience-based learning atau keseimbangan antara konsep dan praktik. Hal inilah yang diharapkan untuk menciptakan ready talent yang menjawab keraguan Mas Menteri, Nadiem Makarim yang menyatakan “kelulusan tidak menjamin kompetensi” di era saat ini. Hal itu sepenuhnya benar dan perlu disadari bersama.
Di STEM Prasmul, semangat menghubungkan dunia kerja dengan dunia mahasiswa dimulai sejak awal. Berbagai program dan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan industri dan peluang masa depan. Experience-based learning diciptakan melalui program Co-op yang memungkinkan mahasiswa magang hingga 4 kali semasa kuliah. Bahkan, mereka yang tidak mengikuti program Co-op perlu magang di industri sebanyak 2 kali, yakni saat awal semester 2 dan semester 7.
Jiwa dan semangat tak cukup belajar di kampus menjadi bekal Aga untuk menimba ilmu di luar kampus untuk mengejar kompetensi yang lebih dalam. Apakah kamu juga ingin menjadi mahasiswa ready talent dengan bekal kompetensi dan skill set setelah lulus? STEM Prasmul merupakan salah satu pilihanmu, yuk kepoin disini. (Jus)