Dari keikutsertaan kami dalam Inzi Creative Project 2017, banyak hal yang dipelajari yaitu pengetahuan kami menjadi bertambah akan kondisi Indonesia pada zaman sekarang terutama di bidang pangan dan cara pemanfaatan sumber gizi utama agar dapat menyelesaikan masalah gizi di Indonesia khususnya protein. Kami juga belajar menganalisa kondisi dari lingkungan dan gizi masyarakat untuk menentukan added value dari produk yang akan kami buat agar dapat diterima dan berdampak bagi masyarakat.
Di Indonesia, ada banyak masalah yang terkait dengan menurunnya kesehatan masyarakat karena makanan yang dikonsumsi. Kurangnya nutrisi pada seseorang bisa disebabkan karena bahan baku makanan yang kurang bergizi atau hanya memiliki sedikit kandungan nutrisi, terutama pada protein, baik pada anak maupun orang dewasa. Banyak anak di Indonesia yang mengalami malnutrisi (kekurangan nutrisi), begitupun pada ibu hamil yang memiliki asupan protein kurang dari sama dengan 80 % AKP (Angka Kecukupan Pangan). Permasalahan gizi ini dapat disebabkan oleh persoalan ekonomi dan kurangnya ilmu pengetahuan.
Dengan permasalahan yang ada, ide inovasi yang muncul yaitu dengan membuat produk es krim dan es potong dari daun kelor. 1 Pemilihan daun kelor sebagai bahan utama karena daun kelor mengandung 46 antioksidan kuat untuk melindungi tubuh dari radikal bebas, kemudian juga mengandung asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel – sel baru, 36 senyawa anti inflamasi, serta 90 nutrisi alami seperti vitamin dan mineral (Krisnadi, 2015) dimana nutrisi tersebut sangat diperlukan untuk masyarakat Indonesia. Namun, kami masih melihat bahwa pemanfaatan daun kelor di Indonesia tidak dikenal oleh masyarakat.
Oleh karena itu, kami memilih es krim dan es potong karena kebanyakan dari anak – anak menyukai jajanan sehingga pemanfaatan daun kelor menjadi lebih familiar. Kebanyakan es potong yang beredar mengandung bahan berbahaya yang dapat merusak tubuh dalam jangka panjang. Dengan adanya ide es krim atau es potong ini, kandungan beragam yang ada pada daun kelor dapat menjadi nutrisi bagi masyarakat yang mengkonsumsinya.
Adapun produk es krim ditujukan untuk kelas menengah ke atas, sementara es potong untuk kelas menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan pembuatan produk es krim membutuhkan bahan yang lebih kompleks dan bahan produksi yang lebih mahal dibandingkan dengan pembuatan es potong. Semoga ide inovasi produk es krim dan es potong ini dapat menjadikan pemanfaatan daun kelor lebih familiar dan berkontribusi dalam peningkatan gizi masyarakat Indonesia.
* Kalo Kola (bahasa Yao, Nagara Malawi, Afrika) yang berarti Daun Kelor.
1 Krisnadi, A. Dudi. (2015). Kelor, Super Nutrisi. Blora: Morindo.
Inspirasi Inovasi ini dibuat oleh:
- KARINA KALASANZA (Mahasiswi Food Business Technology Angkatan 2017)
- JENNIFER CHRISTY (Mahasiswi Food Business Technology Angkatan 2017)
- CLARISSA AULIANI (Mahasiswi Food Business Technology Angkatan 2017)
- KEVIN CHRISTOPHER (Mahasiswa Food Business Technology Angkatan 2017)
- VANESSA CHO (Mahasiswi Food Business Technology Angkatan 2017)
- SEBASTIAN PRATHAMA (Mahasiswa Food Business Technology Angkatan 2017)
STEM-Z berharap bahwa ide inovasi tersebut bisa dilanjutkan ke tahap prototipe
yang pada akhirnya bisa di komersialkan dan produk bisa ditampilkan di dalam Innovation Display.