Ini Alasan Mengapa Harus Beralih ke Energi Terbarukan

1
438

Tangerang, Nextgen — Sejak ditemukannya mesin uap sebagai ciri revolusi industri pertama pada tahun 1750, bumi terus mengalami kenaikan temperatur. Kenaikan temperatur ini disebabkan oleh peningkatan emisi karbon yang dilepaskan ke udara.

Jika fenomena ini terus dibiarkan maka perubahan iklim akan semakin membabi buta. Perubahan iklim akan membawa banyak dampak buruk seperti kebakaran hutan, kenaikan level air di permukaan laut, hujan asam dan bencana alam lainnya. Oleh karena itu, perubahan iklim harus dapat dikendalikan. 

Negara-negara di dunia kini tengah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan perubahan iklim. Maroko misalnya, mereka menargetkan 42 persen sumber energi mereka berasal dari energi terbarukan. Terbukti, saat ini Maroko memiliki pembangkit concentrated solar power terbesar di dunia. 

Baca juga : Mengenal Concentrated Solar Power, Teknologi Penghasil Listrik Berbasis Panas Matahari

Negara-negara di dunia juga telah bersepakat melalui perjanjian paris untuk mencegah kenaikan suhu bumi lebih dari 1,5 derajat celcius. Ketika bumi mengalami kenaikan temperatur lebih dari 1,5 derajat celcius maka kondisi bumi akan semakin buruk, bencana-bencana baru yang belum terbayangkan sebelumnya sangat berpeluang terjadi.

Sektor energi berkontribusi besar dalam perubahan iklim

Energi fosil merupakan peyumbang kedua terbesar emisi karbon yang dilepas ke udara. Oleh karena itu, sektor energi merupakan salah satu sasaran yang tepat untuk diperhatikan guna mengendalikan perubahan iklim.

Salah satu solusi yang sangat mungkin kita lakukan adalah shifting atau berpindah ke energi baru terbarukan. Secara operasional, energi baru terbarukan menghasilkan emisi karbon yang sangat minim bahkan tidak sama sekali. Hal ini dapat menyelesaikan permasalahan terkait perubahan iklim yang telah disebutkan sebelumnya.

Energi fosil sangat terbatas, dunia hanya mampu bergantung pada energi fosil sekitar 50 hingga 100 tahun ke depan. Jika tidak segera shifting ke energi baru terbarukan maka dunia harus siap menghadapi krisis energi sekaligus perubahan iklim yang membabi buta di masa depan.

Sesuatu yang terbatas, ketika jumlahnya semakin sedikit maka harganya akan semakin tinggi. Artinya, suatu saat harga dari energi fosil akan melambung tinggi yang berimbas pada tidak mampunya masyarakat untuk menjangkau harga tersebut.

Berkat jika beralih kepada energi terbarukan bagi Indonesia

Beralih kepada energi baru terbarukan juga mampu meningkatkan ketahanan energi suatu negara, termasuk Indonesia. Saat ini cadangan minyak bumi di Indonesia sudah sangat terbatas yang mengharuskan Indonesia impor minyak bumi setidaknya 50 persen untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Jika kondisi ini terus dibiarkan, jika tidak bisa segera mengoptimalkan sumber energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri maka krisis energi yang dialami oleh amerika pada tahun 1973-1974 akibat embargo minyak yang dilakukan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) berpotensi dialami oleh indonesia. 

Optimalisasi penggunaan energi baru terbarukan adalah sebuah keniscayaan yang seharusnya tidak ditunda. Beralih menggunakan energi baru terbarukan dapat menjaga kestabilan suhu bumi sehingga mencegah terjadinya perubahan iklim. 

Selain itu, shifting kepada energi baru terbarukan juga mampu meningkatkan ketahanan energi bagi indonesia in case suatu saat negara eksportir minyak melakukan embargo. Tentu sangat disayangkan jika Indonesia, yang digadang-gadang memiliki potensi energi baru terbarukan yang menjanjikan, malah mengalami krisis energi di masa depan.