Informasi lomba memang tidak diketahui kapan datangnya. Kami mahasiswa Software Engineering baru mendapat informasi kompetisi Codig yang diadakan oleh Universitas Mercu Buana pada saat sekitar H-2 sebelum deadline registrasi dan pengumpulan proposal dari dosen/faculty member (FM) kami. Namun setelah hari besoknya, panitia memberikan waktu tambahan untuk pengumpulan proposal sekitar 3 hari. Terdapat 4 kategori kompetisi yaitu, kompetisi aplikasi bisnis, penambangan data, pengembangan perangkat lunak, dan pengembangan aplikasi permainan. Pada saat itu kami ragu untuk mengikuti kompetisi tersebut karena belum ada ide satu pun yang terlintas dibenak kami. Namun para FM memberi dukungan dan semangat kepada kami untuk terus maju dalam kompetisi tersebut.
Kami Aji, Max, dan Stanley membentuk tim yang bernama NexGAME yang terinspirasi dari Nextgen STEM Prasmul, karena kami juga memilih kategori pengembangan aplikasi permainan dalam kompetisi Codig tersebut. Kami memilih kategori tersebut karena kami seorang gamers dan suka dengan hal-hal yang berbau game.
Codig 1.0 tahun ini bertemakan kemaritiman Indonesia, kami terinspirasi oleh kejadian unik beberapa tahun lalu tentang siswa Sekolah Dasar yang yang keliru ketika diminta oleh Bapak Presiden Jokowi untuk menyebutkan beberapa nama ikan. Ini menunjukan bahwa pengetahuan anak-anak tentang biota laut masih kurang.
Selain itu, banyak anak-anak yang sering bermain game pada smartphone-nya dengan intensitas yang tinggi namun kurang mendapatkan nilai edukasi di dalam permainannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, kami mendapatkan inspirasi untuk membuat game yang bernama IKANTARA, yaitu aplikasi permainan yang mengedukasi anak-anak tentang pengetahuan hewan-hewan laut yang ada di Indonesia. IKANTARA merupakan akronim dari Ikan Nusantara yang melambangkan bahwa Indonesia kaya akan keanekaragaman jenis ikan dan hewan laut yang hidup di perairan mulai dari Sabang sampai Merauke.
Kami belum membuat prototipe ketika pengumuman proposal kami lolos ke tahap semifinal. Dengan waktu yang sempit kami pun membuat game tersebut dengan pertimbangan beberapa platform. Pertama, kami membuat IKANTARA pada platform Android namun setelah berkonsultasi dengan FM, kami akhirnya membuatnya menjadi multi-platform (iOS dan Android). Kami menggunakan framework React Native untuk membuat IKANTARA.
Pada saat presentasi kami mempresentasikan karya kami di depan 3 juri dan kami ditanyai beberapa pertanyaan dari juri, kami dapat menjawabnya dengan baik dan juri pun memberikan beberapa masukan untuk aplikasi kami. Kami lolos ke babak final dan harus mempresentasikan kembali karya kami ke seluruh para peserta dan tamu. Dari beberapa masukan juri, kami sedikit memperbaiki IKANTARA untuk dipresentasikan pada babak final. Pada akhirnya kami memperoleh juara kedua pada kompetisi Codig kategori pengembangan aplikasi permainan.
Bagi teman-teman yang ingin ikut kompetisi namun waktunya mepet, coba dulu saja siapa tau dapat juara satu. “Tidak ada kata terlambat, selagi nyawa masih melekat”
IKANTARA dapat diunduh di Google Play.
[…] Artikel ini telah tayang sebelumnya di : https://nextgen.web.id/ikantara-dikejar-deadline/7137 […]