Hari Raya Nyepi: Waktu Istirahatnya Bumi

0
300

Halo Sobat NextGener’s.. Libur Nyepi kemarin ngapain aja nih? Tau kah kamu, bahwa perayaan Hari Raya Nyepi sangat mempengaruhi berbagai aspek lingkungan? Kabar ini menjadi angin segar bagi pegiat lingkungan yang kewalahan akan polusi di Indonesia setiap harinya.

Bagi STEMian Renewable Energy Engeneering atau REE pasti mengetahui permintaan pasar terhadap bahan bakar minyak terhadap aktivitas masyarakat Indonesia yang sangat besar, begitu juga dengan polusi yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Belum lagi pemakaian listrik, oleh masyarakat bahkan industri dan seluruh lapisan masyarakat menggunakannya kurang lebih 24 jam.

Fakta Hari Raya Nyepi

(Photo by Agoes Rudianto /Anadolu Agency/Getty Images)

Nyepi merupakan salah satu hari besar bagi umat Hindu Bali, tahun ini Nyepi jatuh pada hari Rabu tanggal 22 Maret 2023. Perayaan Nyepi dilaksanakan 24 jam penuh, dengan empat pantangan wajib yang harus dipenuhi oleh umat Hindu. Pantangan tersebut adalah Catur Brata Penyepian, terdiri dari amati geni (pantang menghidupkan api atau cahaya), amati karya (pantang beraktivitas), amati lelungan (pantang bepergian keluar rumah), dan amati lelanguan (pantang melakukan senang-senang atau foya-foya).

Dari pantangan diatas membuat banyak aktivitas terhenti, hingga menimbulkan dampak positif bagi lingkungan. Hal itu disampaikan oleh Surpi (2022) dalam penelitiannya yang menampilkan data instansi berkaitan penggunaan energi, seperti PLN Bali, Pertamina, dan Badan Lingkungan Hidup. Berikut adalah beberapa dampak positif yang dihasilkan oleh Hari Raya Nyepi

  • Hemat Listrik

Dalam penelitiannya, ditampilkan penggunaan listrik pada Hari Raya Nyepi yang menurun drastis. Dimana pada hari biasa, penggunaan listrik di Bali adalah sebesar 21.121 MWh, sedangkan pada Nyepi pemakaian hanya 13.427 MWh. Nah mungkin angka yang terlihat tidak jauh beda, namun hasil rata-rata Bali mampu menghemat listrik sebesar 60% dan setara dengan 4 miliar rupiah atau 290 mewawatt.

  • Turunnya Polusi Udara

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga melakukan pengukuran polutan udara pada Hari Raya Nyepi tahun lalu. Kemudian membandingkannya dengan hari-hari biasa lainnya. Menunjukkan hasil pengukuran bahwa terdapat penurunan konsentrasi partikulat debu yang signifikan. Namun dengan jumlah yang berbeda di setiap daerah di Bali.

  • Emisi Drop

Sejalan dengan dampaknya terhadap emisi, perayaan Hari Raya Nyepi di tahun 2019 mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 33% berdasarkan data dari publikasi Institute for Essential Service Reform (IESR). Nilai 33% tersebut sama dengan 5.462,74 ton karbon dioksida (CO2) dalam satu hari perayaan.

Begitu juga dengan dengan konsentrasi karbon monoksida (CO) dan suhu udara pada Hari Raya Nyepi cenderung konsisten dengan kategori positif. Berbeda dengan hari-hari biasa, hubungan CO dengan suhu udara sangat acak atau tidak konsisten.

Menurut Surpi hal itu diduga akibat dari faktor antropogenik yaitu berbagai aktivitas manusia seperti transportasi, pertanian, perikanan, perdagangan, hingga aktivitas pendidikan yang mempengaruhi hubungan konsentrasi CO dengan suhu di udara.

  • Permintaan Bahan Bakar Minyak (Bensin) Terjeda

Dampak sebelumnya banyak diperoleh dari penurunan aktivitas transportasi. Nah, permintaan bahan bakar minyak juga sangat menurun. Kebutuhan provinsi Bali terhadap bahan bakar minyak total konsumsi kurang lebih 5,2 juta liter per hari. Dengan melayani 360 ribu mobil, 2,4 juta sepeda motor, industri, transportasi laut hingga nelayan. Akibat jeda aktivitas selama 1 hari penuh dapat menghemat BBM subsidi sebesar Rp12 Miliar dan mampu menghemat devisa negara sekitar Rp52 Miliar.

Inspirasi untuk Indonesia bahkan Dunia

Pasti setelah membaca dampak positif diatas, sobat NextGener’s bertanya-tanya, “kenapa tidak diterapkan di seluruh Indonesia?”. Tentu saja semua kegiatan menguntungkan akan ada sisi kurangnya. Sama halnya dengan lockdown semasa COVID-19 sedang tinggi-tingginya, seluruh aktivitas menjadi terhenti dan mengakibatkan perlambatan jadwal, konseksi terputus mengakibatkan tidak dapat melakukan apapu, hingga memunculkan kerusakan alat yang membutuhkan aliran listrik.

Jadii, untuk menerima dampak positif diatas, tidak hanya dengan menerapkan Nyepi saja lho. Kita semua bisa mulai melakukan efisiensi energi mulai dari diri kita masing-masing. Ayo hemat energy mulai dari diri sendiri!