FARADAY : Solusi Ampuh Pecahkan Masalah Efisiensi Pengelolaan PLTS di Indonesia

1
540

Tangerang, Nextgen — Indonesia memiliki potensi energi matahari yang sangat besar. Hal ini disebabkan karena letak geografis indonesia yang berada pada garis khatulistiwa. Potensi ini tentunya harus dimanfaatkan dengan tepat, terutama dalam pemanfaatan energi matahari sebagai sumber penghasil listrik yang bersih.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan langkah yang tepat untuk memanfaatkan potensi ini. Namun, dari 208 ribu Megawatt (MW) potensi yang ada, pemanfaatan di indonesia masih 0,05 persen. Ya, masih sangat minim.

Selain angka pemanfaatan yang masih kecil, kondisi PLTS yang ada di indonesia juga memprihatinkan. Banyak PLTS yang berada di daerah 3T mangkrak. Hal ini dikarenakan susahnya akses untuk memonitor secara rutin kondisi dan performa dari PLTS. Karenanya perlu dikembangkan sistem monitoring yang lebih efisien.

Faraday : Perangkat monitoring PLTS serba canggih

Melihat kebutuhan akan sistem monitoring  PLTS yang efisien, mahasiswa prasmul membuat proyek bernama Faraday. Faraday merupakan proyek yang berfokus pada monitoring dan forecasting performa PLTS melalui software yang dilengkapi dengan machine learning.

Faraday memiliki dua fitur utama yaitu Faraday Monitoring dan Faraday Forecasting. Faraday monitoring merupakan fitur yang bisa memantau keluaran listrik yang dihasilkan PLTS.  Fitur ini mengadopsi sistem cloud service dimana data keluaran listrik yang dibaca oleh sensor bisa diamati secara realtime melalui sambungan internet. Selain memantau, Faraday juga handal dalam memprediksi loh.

Faraday Forecasting merupakan fitur yang dapat memprediksi keluaran listrik yang akan dihasilkan PLTS. Kok bisa? Fitur ini memanfaatkan machine learning untuk mempelajari data keluaran listrik yang sudah disimpan sebelumnya. Berdasarkan data tersebut, machine learning akan melakukan analisis dan kalkulasi. Hasil analisis dan kalkulasi tersebut akan digunakan untuk menampilkan prediksi keluaran listrik dari PLTS.

Dua fitur Faraday diklaim akan meningkatkan kualitas dan efisiensi pengelolaan PLTS. Dengan Faraday, pengelola PLTS tidak perlu memantau langsung kondisi PLTS di lapangan. Selain itu, Faraday juga membantu pengelola untuk memprediksi apakah listrik yang dihasilkan oleh PLTS sesuai dengan permintaan yang ada. Dengan begini, reputasi PLTS sebagai sumber energi bersih dan dapat diandalkan akan semakin baik.

Faraday berhasil mengantongi penghargaan tingkat nasional

Beberapa waktu lalu Tobias, David dan Millevia mengikutsertakan Faraday dalam Kompetisi Bisnis, Manajemen dan Keuangan (KBMK) 2021 yang diselenggarakan oleh Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB. Pada kesempatan tersebut Faraday ikut dalam kategori “Perencanaan Bisnis dengan Aspek Energi Baru Terbarukan”.

“Pada saat Kompetisi Bisnis, Manajemen dan Keuangan (KBMK 2021), kami mengikuti kategori perencanaan bisnis dengan aspek energi baru terbarukan. Dengan tobias dan saya sebagai yang mengerti teknis, Millevia Wijaya dari bisnis 2019 akan membantu kami berdua untuk membuat rencana bisnis apabila Faraday akan dikomersialisasikan” Ujar David.

Berkat kerja keras dan perencanaan yang matang dari para personil, Faraday berhasil mendapatkan posisi pertama pada kompetisi tersebut disusul tim dari Universitas Udayana dan Institut Pertanian Bogor pada posisi kedua dan ketiga. Kita berharap Faraday bisa dikembangkan hingga tahapan komersial agar masa depan PLTS indonesia semakin cerah.

Gimana? Kamu tertarik gak untuk menemukan inovasi-inovasi di bidang energi terbarukan seperti Faraday? Kalau tertarik kamu bisa kepoin jurusan Renewable Energy Engineering (REE) STEM Prasmul. Disana kamu akan belajar sumber-sumber energi terbarukan yang potensial di indonesia.

Kira-kira masalah energi apalagi nih yang masih ada di indonesia? Komen dibawah ya! Jangan lupa share artikel ini ke orang-orang terdekatmu ya supaya mereka gak ketinggalan informasi menarik ini. See ya!

1 COMMENT