Deteksi Beras yang mengandung Khlorin dengan SCRAPER

0
954

Berbicara inovasi memang tidak ada habisnya NextGeners, selalu saja ada ide-ide yang bermunculan dari para anak muda untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Seperti salah satu produk inovatif anak bangsa kita yang belum lama ini telah mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia melalui sebuah kompetisi inovasi internasional di Thailand.

Intan Mulia Rahayu dan Kevin Ikhwan Muhammad adalah mahasiswa UNS yang membuat terobosan inovasi untuk mendeteksi beras berpemutih. Intan yang merupakan mahasiswi fakultas ilmu teknologi pangan dan Kevin yang berasal dari fakultas teknik kimia berkolaborasi dalam membuat produk inovatif tersebut. Ajang yang diikuti mereka yaitu Bangkok Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx 2018). IPITEx ini diselenggarakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT) yang juga bekerja sama dengan International Federation of Inventor’s Associations (IFIA) dan World Invention Intellectual Properti Association (WIIPA). Berkat produk inovasi mereka ini mereka meraih medali emas dan special award dari WIIPA.

Alat inovasi teknologi tersebut bernama SCRAPER,singkatan dari (Smart Chlorinated Rice Portable Detector). SCRAPER ini merupakan alat yang berbasis microcontroller Atmega8535 dan Light Dependent Resistor (LDR). Latar belakang yang membuat mereka berkolaborasi yaitu karena masih banyaknya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menambahkan bahan pemutih atau khlorin pada berasnya.

Seperti dilansir dari halaman merdeka.com, intan mengatakan “selama ini masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga, ketika membeli beras tidak bisa membedakan mana beras yang mengandung pemutih  dan yang tidak. Padahal, khlorin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena dapat merusak sel-sel darah, mengganggu fungsi hati. Bila penggunaan khlorin dalam beras mencapai 3-5 ppm, dapat merusak sistem pernapasan, bahkan jika dosis lebih dari 30 ppm bisa menyebabkan kematian”.

U.S Department of Health and Human Service mengatakan, efek toksin klorin yang terutama adalah sifat korosif nya. Kemampuan oksidasi klorin sangat kuat, dimana di dalam air klorin akan melepaskan oksigen dan hidorgen klorida yang menyebabkan kerusakan jaringan. Sebagai alternatif, klorin diubah menjadi asam hipoklorit yang dapat menembus sel dan berekasi dengan protein sitoplasmik yang dapat merusak struktur sel. Sangat menyeramkan sekali ya NextGeners dampaknya bila kita mengabaikan hal tersebut.

Intan berharap nantinya alat pendekteksi beras yang mengandung klorin ini dapat membantu pemerintah dalam inspeksi penjualan beras di pasar. STEM-Z juga berharap dengan adanya teknologi inovatif ini oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab akan berhenti melakukan tindakan berbahaya ini.

Bagaimana menurut NextGeners dengan kolaborasi yang menghasilkan alat tersebut? pastinya membanggakan juga, karena berhasil meraih emas di ajang intenasional, kalau begitu kini saatnya NextGeners juga membuat produk-produk yang inovatif, NextGeners juga dapat melakukan kolaborasi seperti yang dilakukan Intan dan Kevin. Kalau begitu STEM-Z akan tunggu kalian untuk untuk berinovasi di bidang Food Business Technology dan  juga Computer Systems Engineering.

Sumber Referensi:

https://www.merdeka.com/peristiwa/bikin-alat-deteksi-beras-berpemutih-2-mahasiswa-uns-sabet-penghargaan-di-thailand.html

http://solo.tribunnews.com/2018/02/12/ciptakan-alat-pendeteksi-beras-berpemutih-mahasiswa-uns-solo-raih-penghargaan-internasional

http://purnamalab.com/apakah-beras-anda-mengandung-pemutih-klorin-kenali-cara-mengetahuinya/

Sumber Gambar:

https://Revealnews.org

https://merdeka.com