Sampah plastik yang terus menjadi musuh utama dari beberapa permasalahan di lingkungan ternyata sebanding dengan para inovator yang terus membuat inovasi untuk mengurangi permasalahan di sampah plastik. Apakah NextGeners pernah mendengar inovasi plastik yang dibuat dari kulit udang? Berikut STEM-Z sudah merangkum beberapa penemuan plastik yang dibuat dari kulit udang.
Penemuan plastik dari kulit udang yang berasal dari Indonesia adalah Yuke Fadhlillah Kirana yang tergerak karena permasalahan sampah di Indonesia. Plastik yang dibuat berasal dari dua kantong kulit udang. Penelitian ini dimulai Yuke sejak Agustus 2013 sampai Januari 2014 dan penelitiannya disempurnakan di Institut Teknologi Indonesia (ITI) dan kemudian dikembangkan oleh Yuke ketika mengikuti program pertukaran pelajar di China.
Yuke menjelaskan jika kulit udang itu mengandung bahan polimer, namanya zat kitin seperti di udang, di kepiting kulitnya namanya kitin, kitin memiliki polimer alami, kalau plastik itu polimer sintesis. Plastik yang dibuat Yuke ini dapat terurai dalam waktu 46 hari di tanah humus dan 60 hari di tanah merah. Plastik buatan Yuke ini juga mendapatkan penghargaan di China dalam urusan lingkungan. Plastik tersebut juga telah diuji ketahanannya di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), hasilnya menunjukkan bahwa plastik tersebut mampu membawa delapan air mineral dalam kemasan sekaligus.
Tampilan plastik yang dibuat oleh Yuke
Jika di Indonesia ada Yuke, maka di Australia ada Angelina Arora yang idenya muncul saat menemani ibunya untuk belanja dan ibunya harus membayar plastik yang dipakai untuk membawa barang belanjaan. Kebijakan yang dibuat pemerinah Sydney, Australia itu merupakan upaya untuk mengurangi pemakaian kantung plastik. Arora yang berumur 16 tahun ini sudah menyukai sains sejak masih kecil, kemudian dia terpacu untuk menciptakan kantung plastik yang mudah terurai dan tidak membahayakan bumi.
Setelah melalui banyak percobaan, akhirnya Arora membuat kantung plastik yang terbuat dari kulit udang, ketika melihat kesamaan antara kulit udang dan kantung plastik. Arora kemudian mencampurkan kulit udang yang sudah diekstrak menggunakan bahan-bahan kimia dengan fibroin (protein yang dimiliki kepompong sutra). Ternyata penemuan tidak sia-sia loh NextGeners, karena menghasilkan hasil yang manis, karena Arora memenangkan penghargaan di Innovator Market Award 2018.
Plastik yang dibuat dari kulit udang memang banyak dikembangkan sebagai pengganti plastik biasa, termasuk para peneliti dari Universitas Nile, Mesir. Irene Samy selaku guru besar yang bertanggung jawab atas proyek pengembangan plastik kulit udang mengatakan, penggunaan cangkang udang bisa berkelanjutan karena bisa menggantikan materi sintesis yang biasa dipakai untuk membuat pastk serta memangkas jumlah limbah tak ramah lingkungan dari produk makanan olahan di Mesir.
Bagiamana NextGeners setelah mengetahui para inovator-inovator yang berupaya menyelamatkan bumi dengan membuat plastik yang ramah lingkungan? Pasti kalian juga mau dong menjadi pahlawan yang membuat lingkungan jauh lebih baik, yuk kalau begitu STEM-Z akan tunggu inovasi ide NextGeners untuk share di sini.
Sumber Referensi:
Sumber Gambar:
https://www.detik.com
www.okezone.com