Masih dalam minggu Tribute to Stephen Hawking, STEM-Z kali ini masih membahas mengenai sosok Stephen Hawking. Selain sebagai seorang ahli fisika dankosmologi, Hawking juga merupakan seorang yang sangat mencintai matematika. Tidak heran jika Hawking juga menjabat sebagai guru besar matematika Lucasian di universitas Cambridge pada tahun 1979 sampai 2009. Sedikit membahas mengenai gelar matematika tersebut, gelar Lucasian Chair of Mathematics merupakan gelar bagi pemegang keprofesoran matematika. Bidang gelar ini ditemukan oleh Henry Lucas pada tahun 1663 yang merupakan anggota Parliement di Universitas Cambridge tahun 1639-1640 yang secara resmi didirikan oleh King Charles II tanggal 18 Januari 1664.
Kecintaan Hawking terhadap matematika tidak lepas dari seorang sosok guru saat dia mengenyam pendidikan di St Albans School pada era 1950-an. Dikran Tahta merupakan guru yang memberikan inspirasi dan juga merupakan guru terbaik sepanjang hidupnya. Tahta merupakan orang yang membuka matanya hingga Hawking jatuh cinta dengan matematika (disiplin ilmu yang ia sebut sebagai ‘cetak biru’ alam semesta). Menurut Hawking cara mengajarnya sangat menarik, semuanya bisa didebatkan. Dikutip dari halaman BBC, ia mengatakan “Berkat Pak Tahta saya bisa menjadi guru besar di Universitas Cambirdge, posisi yang dulu pernah dipegang oleh Isaac Newton.”
Stephen Hawking (paling kiri) saat menjadi murid di St Albans School pada 1950an.
Dalam salah satu buku yang pernah ditulis oleh Hawking yang berjudul The Grand Design (2010), ia memaparkan hal-hal yang mengejutkan dalam bukunya tersebut, salah satunya mengenai ilmu matematika yaitu Pythagoras, menurutnya Pythagoras merupakan teori curian. hawking dengan santai menyatakan bahwa ahli matematika Yunani Phytagoras tidak benar-benar menemukan teorema Phytagoras. Sebuah penelitian kecil menunjukkan rumus
a ^ 2 + b ^ 2 = c ^ 2
menggambarkan hubungan antara tiga sisi segitiga, sebenarnya hal itu sudah diketahui sebelumnya. Hawking menyatakan orang-orang Babilonia telah mendokumentasikan gagasan dasar teori tersebut pada tablet matematika kuno sebelum Pythagoras yang muncul pada 570 sebelum masehi.
Pada dasarnya rumus Phytagoras merupakan rumus yang NextGeners sering temui sejak matematika SD. Rumus Phytagoras ini sering digunakan dalam penghitungan geometri. Jika Stephen Hawking mengatakan terori Phtyagoras merupakan teori curian bagaimana kalo menurut NextGeners?
Sosok Stephen Hawking sangat banyak meninggalkan penemuan-penemuan beserta teori-teori semasa hidupnya. Apakah NextGeners juga tertarik dengan ilmu matematika dan juga ingin menjadi orang yang ahli dalam bidang tersebut seperti Stephen Hawking? jika iya, maka kita tunggu NextGeners untuk berinovasi di bidang Business Mathematics.
Sumber Referensi:
https://www.belajararief.com/index.php/tulisan/science/108-lucasian-professor-of-mathematics
https://tekno.tempo.co/read/1051673/8-hal-mengejutkan-dari-buku-stephen-hawking
http://www.juraganles.com/2016/06/rumus-pythagoras-untuk-mencari-sisi-miring-segitiga-siku-siku.html
Sumber Gambar: