Bukan Hanya Magang, ini Berbagai Bentuk Experiential Learning

1
891
Ilustrasi Experiential Learning, Sumber: Waypoint

Tangerang, Nextgen — Maraknya hypes magang, maupun kegiatan akademik di luar program studi semakin tinggi. Hal ini dipicu oleh dua faktor penting. Pertama, program pemerintah bertajuk Kampus Merdeka yang berisikan berbagai kegiatan menarik dengan benefit yang sangat bagus untuk mahasiswa. Kedua, kondisi pandemi yang membuat mahasiswa ingin mengambil kegiatan yang lebih seru dibanding hanya belajar dari rumah.

Apapun itu, salah satu istilah yang semakin marak didengungkan adalah experiential learning atau experience-based learning. Buat kamu yang belum tau apa itu experiential learning serta konsep pembelajarannya bisa kunjungi artikel ini terlebih dahulu.

Oke, kita akan membahas mengenai apa aja sih bentuk dari konsep yang kita sudah berulang kali disebut ini. Mungkin, banyak anggapan experiential learning hanya berbentuk magang atau internship. Namun, kenyataannya itu merupakan hal yang keliru. Lalu apa aja? Yuk simak 5 bentuk experience-based learning ini!

1. Internship/Magang

Magang merupakan salah satu bentuk dari konsep experience-based learning yang banyak dilakukan oleh mahasiswa. Magang juga sebenarnya bukan hanya untuk mahasiswa, mereka yang fresh graduate juga biasanya magang sebelum benar-benar menjadi full-timer

Magang memberikan kita skill-set dan menghubung teori dengan praktek secara langsung. Kedua hal ini diperoleh melalui pembelajaran dari pengalaman-pengalaman saat magang. Pengalaman ini dapat berupa menjalankan pekerjaan melalui pendampingan, mengikuti kegiatan supervisor, atau tergabung ke dalam suatu project.

2. Cooperative Education

Secara sederhana, cooperative education dan magang dasarnya sama, yakni bekerja di industri sembari belajar. Namun, cooperative education merupakan suatu mata kuliah yang memiliki beban belajar yang dapat dicapai melalui bekerja di industri.

Selain itu, bila magang biasanya hanya terdiri dari satu periode, cooperative education terbagi menjadi beberapa term. Program cooperative education juga memungkinkan mahasiswa untuk kuliah sambil bekerja, dengan keuntungan bila pekerjaan tersebut linier dengan kurikulum maka dapat dikonversi. Biasanya mereka yang berada di ranah vokasi memakai konsep ini. Perlu kamu tahu, di STEM Prasmul juga ada loh program Co-op ini.

3. Community Development

Community development (comdev) atau pengabdian kepada masyarakat (PKM) merupakan kegiatan sosial yang sejatinya juga merupakan experience-based learning. Kenapa? Karena pada menjalankan program ini secara tidak langsung kita belajar dari pengalaman, baik itu mengenai keilmuan yang kita ambil maupun dasar-dasar (skill-set) yang dibutuhkan di industri dan masyarakat. Memahami konsumen, menerapkan sustainable business process, dan berbagai arah perusahaan saat ini dapat diperoleh pengalaman nyatanya melalui program comdev ini.

4. Research Project atau Business Project

Dua hal ini mungkin jarang kamu dengar diklaim sebagai experience-based learning. Namun, faktanya kedua hal ini merupakan media pembelajaran yang sangat baik, bersifat mendalam, spesifik, dan aplikatif. 

Proyek riset maupun bisnis dapat kamu jalankan di luar mata kuliah wajib, namun beberapa kampus mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan dua hal ini saat menjadi mahasiswa. Misalnya program studi Food Business Technology yang memiliki mata kuliah Business Development yang tugasnya adalah membuat bisnis dan langsung jualan.

Program riset juga demikian, riset untuk keperluan lomba, memanfaatkan hibah, publikasi jurnal, ataupun tujuan lainnya dapat memberikan kamu pengalaman dan skill-set problem solving. Apalagi kalau project yang kamu jalankan didampingi oleh dosen, bahkan kamu ikut dalam project dosen, hal ini akan menciptakan pembelajaran yang lebih baik.

5. Field Work, Laboratory Activity, dan Study Case

Siapa bilang experiential learning harus di luar kampus? Pembelajaran di kampus yang baik juga memberikan kamu pengalaman sebagai media belajar. Memang kerja/tugas lapangan, aktivitas laboratorium, dan tugas studi kasus banyak digunakan di berbagai universitas. Namun, komitmen untuk menjalankan sistem ini dengan konsisten, transparan, dan merata perlu dicantumkan dalam suatu kurikulum dan bahan ajar.

Di STEM Prasmul, kamu akan mendapatkan berbagai pengalaman pembelajaran yang tidak hanya mendengarkan di kelas. Pertama, tugas-tugas mayoritas diberikan secara berkelompok. Hal ini dapat melatih dinamika kerja sama yang baik. 

Selalu ada proyek tugas akhir di setiap semester, tantangan akhir semester memang menjadi dilema buat mahasiswa, namun akhir semester akan lebih menantang bila tidak berbentuk ujian tulis. Mulai dari studi kasus, open-ended laboratory, group project, review journal, dan berbagai jenis project menunggu di akhir UAS. 

Bahkan untuk beberapa jurusan bisa tidak ada ujian tertulis, yang mana semua nilai UAS didapat melalui project dan presentasi.

Referensi:

Moore, D. T. (2010). Forms and issues in experiential learning. In D. M. Qualters (Ed.) New Directions for Teaching and Learning (pp. 3-13). New York City, NY: Wiley.

1 COMMENT