Tangerang, Nextgen — Wabah menular merupakan salah satu ‘momok’ terbesar bagi peradaban umat manusia. Mari melihat fakta sejarah sejenak untuk bisa membayangkan betapa besarnya dampak wabah menular terhadap kehidupan manusia.
Pada abad ke-14, dunia diserang oleh The Black Death Plague atau Wabah Pes. Wabah tersebut menelan korban jiwa hingga 45 persen dari seluruh populasi global saat itu. Kemudian, Flu Spanyol yang terjadi pada abad ke-20 menelan korban jiwa hingga 100 juta orang dari seluruh populasi global saat itu.
Selain itu, lebih dari 500 juta orang dinyatakan meninggal akibat penyakit cacar yang mewabah sejak akhir abad ke-19 hingga akhir abad ke-20. Bahkan sejak pertengahan abad ke-20 hingga abad ke-21 ini saja sudah banyak bermunculan penyakit-penyakit menular lainnya, seperti HIV/AIDS, Wabah Ebola, Tuberkulosis, Flu Babi, hingga Wabah Covid-19 yang sedang terjadi saat ini.
Wabah menular kerap kali mengakibatkan konsekuensi yang sangat luas pada kehidupan manusia, termasuk kondisi yang tengah dialami dunia saat ini akibat serangan Virus Covid-19. Selain mematikan, Covid-19 juga mengakibatkan terjadinya disrupsi pada banyak bidang, termasuk pendidikan.
Salah satu bidang yang terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 adalah bidang pendidikan. Proses belajar mengalami perubahan besar-besaran atau disrupsi akibat pandemi. Sekolah daring merupakan kebijakan yang diambil untuk melindungi masyarakat terutama peserta didik dari Covid-19. Hal ini ‘memaksa’ banyak pihak untuk beradaptasi dengan situasi pandemi secara cepat.
Konsep pembelajaran dengan metode Blended Learning merupakan alternatif yang bisa digunakan untuk mendukung masa transisi di era new normal ini. Blended Learning sendiri merupakan perpaduan antara pembelajaran secara daring dan pembelajaran konvensional.
Terkait model pembelajarannya sendiri, konsep Blended Learning bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu peserta didik dan pengajar bisa bekerjasama dalam membentuk pembelajaran yang lebih kreatif sesuai dengan kesepakatan bersama. Peserta didik bisa menentukan sendiri metode belajar yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga seharusnya akan lebih menyenangkan karena tidak ada paksaan.
Melihat fleksibilitas pembelajaran daring seharusnya metode ini bisa menjadi masa depan pendidikan di Indonesia. Selain itu, rasanya pembelajaran daring seharusnya sangat sesuai dengan konsep merdeka belajar yang belakangan ini sering dibicarakan. Namun tentunya butuh metode yang tepat agar bisa menghasilkan keberhasilan dalam pelaksanaannya.