Sejak 1987, Apple setiap tahunnya mengumpulkan pengembang aplikasi (software developers) dari seluruh dunia dalam sebuah event yang bernama Worldwide Developers Conference (WWDC). Tahun ini, WWDC akan diselenggarakan di San Jose, Amerika Serikat Pada 3-7 Juni mendatang dengan tema “write code, blow minds”. Pada 2018, WWDC dihadiri oleh lebih dari 6.000 orang dari 77 negara. WWDC menjadi ajang bagi developers untuk memperluas networking, mengenal Apple dan teknologi barunya, serta berdiskusi dengan Apple engineers khususnya mengenai iOS development.
Setiap tahunnya, Apple membuka kesempatan bagi siswa dan mahasiswa
dari seluruh dunia untuk mengikuti WWDC melalui jalur kompetisi. Terdapat 350
orang tahun ini yang sudah terseleksi dan salah satunya adalah saya dari 7000
peserta yang diproyeksikan mendaftar kompetisi ini pada 2019. Setiap peserta
diwajibkan untuk membuat satu aplikasi Swift playground dan menjawab beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan development dan WWDC sendiri dalam waktu
kurang lebih seminggu.
Saya membuat aplikasi untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia melalui permainan memory game sederhana dimana pemain harus mencocokkan dua buah kartu yang bergambar sama. Jika cocok, akan ada informasi dan terdapat juga fun fact mengenai kebudayaan tersebut. Lebih dari itu, saya membangun aplikasi ini berdasarkan psikologi di mana kondisinya, setiap pemain akan berada dalam konsentrasi penuh sementara selama permainan berlangsung, musik gamelan akan mengiringi dengan tujuan membuat pemain lebih rileks. State pemain yang ingin dicapai adalah alpha state sehingga informasi yang disajikan akan berinteraksi langsung dengan alam bawah sadar pemain sehingga penyerapan informasi menjadi lebih optimal. Hipotesis ini terbukti saat saya melakukan pengujian dengan meminta orang memainkan aplikasi ini.
Sebagai pengembang aplikasi iOS dan alumni Apple Developer Academy, WWDC buat saya adalah mimpi dan cita-cita yang berhasil diraih dengan doa dan kerja keras. Prestasi ini saya persembahkan terkhusus untuk kedua orang tua, adik saya, Universitas Prasetiya Mulya, dosen yang telah membimbing, dan khususnya untuk Tuhan. Prinsip yang selalu saya pegang adalah jangan pernah takut untuk mencoba sesuatu yang baru karena “kita hanya takut pada hal yang kita tidak pahami” seperti kata Dan Brown. Semoga nama Universitas Prasetiya Mulya dapat semakin harum di mata dunia.
Demo aplikasi ini dapat dilihat di:
dan source code nya sendiri dapat dilihat di:
https://github.com/hubertme/IndonesiaHeritage-WWDC
Artikel ini ditulis oleh Hubert Tatra (Mahasiswa Software Engineering 2017)