Dunia Virtual Reality semakin terus berkembang, khususnya dalam dunia game. Tidak mau ketinggalan salah satu developer game asal Indonesia tidak mau ketinggalan, yaitu Digital Happiness sebuah developer dari kota Bandung. Digital Happiness merupakan game developer yang terkenal akan game bertema horror Indonesia. Sebelumnya Digital Happiness ini pertama kali merilis sebuah game bernama Dread Out yang pertama kali rilis pada tahun 2013. Dread Out sebagai game pertama, mendapatkan sambutan yang positif dengan menjadi game horor Indonesia pertama yang meraih total 1 juta download untuk seluruh platform.
Sukses dengan game pertamanya, kali ini mereka membuat game berjudul Dread Eye yang masih menggunakan tema horor, kali ini Dread Eye dibekali dengan teknologi VR. Tidak kalah dengan pendahulunya, game Dread Eye mereka berhasil menyita perhatian masyarakat lokal dan masayarakat luar negri sana. “Anda lihat sendiri kan, ternyata ramuan yang ditampilkan Dread Eye benar menarik perhatian para penggemar game online. Tak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri,” jelas Joshua PM Simanjuntak, Deputi Direktur Bidang Pemasaran Bekraf, yang mendampingi rombongan peserta Indonesia di ajang SXSW 2018 Maret lalu. Ajang South By Southwest (SXSW) yang digelar di Austin, Amerika.
“Dread eye ini adalah game ketiga dari Digital Happiness”, kata Adi Dharma, Community Manager dari PT Digital Semantika Indonesia, Digital Happiness. “Dalam Dread eye, seorang player akan bermain menjadi seorang dukun, dan harus mengikuti ritual dan resep tertentu.Kalau sudah membuka objektifnya maka dia bisa masuk ke gerbang dunia lain, dan bertemu dengan hantu-hantu lokal Indonesia”, begitu penjelasan dari Adi. Kalau biasanya para gamers memainkan game dengan hantu-hantu dari dunia barat seperti Freddy Krueger, Vampire, Warewolf, The Omen, Casper hingga Zombies, kali ini mereka harus bermain dengan hantu-hantu dari Indonesia seperti Pocong, Tuyul, Kuntilanak dan Gendruwo.
“Saya sangat terkejut bermain game ini, rasanya seperti ditusuk ke badan saya. Saya berusaha terus membuka mata saya. Saya sudah mencoba berbagai VR game di pameran ini, game ini paling menakutkan”, kata Poloma, dari Austin, Texas. “Saya sangat terkejut bermain game ini, rasanya seperti ditusuk ke badan saya. Saya berusaha terus membuka mata saya. Saya sudah mencoba berbagai VR game di pameran ini, game ini paling menakutkan”, kata Poloma, dari Austin, Texas. Sementara Ashley, player lain yang juga berasal dari Texas mengatakan, “Game ini sangat bagus, desain dan soundnya sangat fantastis dan menakutkan. Dibandingkan dengan game-game lain, saya pikir ini adalah VR game horor terbaik yang pernah saya mainkan”.
Walaupun Dread eye ini masih sebuah demo dan secara kualitas belum sementereng game VR yang sudah ramai dipasaran saat ini, namun Digital Happiness patut di apresiasi karena menunjukan langkah berani untuk mengembangkan sebuah game VR. Semoga kedepannya perkembangan game di Indonesia semakin maju dan muncul banyak developer game lokal yang mampu bersaing dengan developer internasional terutama dalam hal VR seperti yang di lakukan Digital Happiness.
setelah membaca artikel ini apakah NextGeners juga ingin mengembangkan sebuah start-up seperti Digital happiness ? Jika kalian tertarik dengan dunia digital business technology maka kita tunggu NextGeners untuk berinovasi di bidang Enterprise Software Engineering.
Sumber Referensi:
https://www.duniaku.net/2017/05/01/dreadeye-vr-besutan-anak-bangsa/
Sumber Gambar:
(Foto: VOA/Naratama)